Archive for 2012
Inazuma Eleven
Pada awal kisah, klub sepak bola SMP Raimon hanya memiliki 7 orang pemain. Kondisinya memprihatinkan, setiap saat-saat latihan harus meminjam lapangan dari klub baseball. Keesokan harinya, Mamoru dipanggil oleh kepala sekolah yang memberitahukan bahwa akan ada pertandingan melawan tim sepak bola Akademi Teikoku. Jika klub sepak bola Raimon kekurangan orang atau kalah, maka klub ini akan dibubarkan. Dengan semangat, Mamoru berusaha keras mencari orang untuk mengisi kekosongan tersebut. Saat pertandingan pun tiba. Mulai babak pertama pertandingan, Teikoku menyerang habis-habisan Raimon dengan skor 20-0. Pada saat Raimon akan kick-off, Kakeru (satu-satunya pemain yang masih berdiri) berlari meninggalkan lapangan dan melepaskan seragamnya. Saat itu, Shuuya, seorang murid pindahan, mengambil dan mengenakan seragam tersebut dan mulai membantu tim Raimon bertanding. Akhirnya skor berubah menjadi 20-1, dan Teikoku membatalkan pertandingan (yang artinya pemenangnya adalah Raimon). Pada seri-seri berikutnya, Mamoru dan kawan-kawan bergabung dengan tim nasional Jepang, Inazuma Japan, dan bertanding melawan tim-tim lain dari seluruh dunia dalam kompetisi Football Frontier International.
File Size 50 - 80 MB
Link download di bawah ini :
Inazuma Eleven - 01 - Let's Play Soccer
Inazuma Eleven - 02 - Teikoku is Here
Inazuma Eleven - 03 - Call Out the Killer Technique!
Inazuma Eleven - 04 - Here Comes the Dragon!
Inazuma Eleven - 05 - Where is the Secret Technique Note!
Inazuma Eleven - 06 - This is the Inazuma Drop!
Inazuma Eleven - 07 - Confrontation at the River Bank!
Inazuma Eleven - 08 - The Fearful Soccer Cyborgs!
Inazuma Eleven - 09 - Megane Takes a Stand
Inazuma Eleven - 10 - Teikoku`s Spy!
Inazuma Eleven - 11 - Find a New Coach!
Inazuma Eleven - 12 - The Finals! Teikoku Academy - First Half!
Inazuma Eleven - 13 - The Finals! Teikoku Academy - Second Half!
Inazuma Eleven - 14 - The Legendary Eleven!
Inazuma Eleven - 15- It`s Here! The Nationals Tournament!!
Inazuma Eleven - 16 - Break Through! Ninja Soccer!!
Inazuma Eleven - 17 - Kidou`s Decision!
Inazuma Eleven - 18 - Break it Down! The Infinite Wall!!
Inazuma Eleven - 19 - The Genius Brought Back to Life!
Inazuma Eleven - 20 - The Hissatsu Triangle Z!
Inazuma Eleven - 21 - Fierce Battle! Kidokawa Seishuu!!
Inazuma Eleven - 22 - Go Beyond God Hand!
Inazuma Eleven - 23 - A Challenge From the Gods!
Inazuma Eleven - 24 - Let`s Go to Training Camp!
Inazuma Eleven - 25 - The Last Play-Off!
Inazuma Eleven - 26 - Clash! God vs Devil!!
Inazuma Eleven - 27 - Aliens Are Here!
Inazuma Eleven - 28 - Head on Out! Raimon Eleven!!
Inazuma Eleven - 29 - Take Them Down! The 11 in Black!!
Inazuma Eleven - 30 - Menace! Aliea Academy!!
Inazuma Eleven - 31 - Find The Legendary Striker!
Inazuma Eleven - 32 - The Prince of the Snowfield!
Inazuma Eleven - 33 - Who`s the Ace Striker!
Inazuma Eleven - 34 - Clash! Aliea Academy!!
Inazuma Eleven - 35 - Epsilon Attacks!
Inazuma Eleven - 36 - The Hidden Power!
Inazuma Eleven - 38 - Teikoku Strikes Back - Second Half!!
Inazuma Eleven - 41 - Desarm`s Trap!
Inazuma Eleven - 42 - Bitter Struggle! The Strongest Evil, Epsilon!!
Inazuma Eleven - 43 - Grandpa`s Ultimate Secret Technique!
Inazuma Eleven - 44 - Another Majin the Hand!
Inazuma Eleven - 45 - Seismic! The Strongest Team, Genesis!!
Inazuma Eleven - 46 - The Captain`s Trial!
Inazuma Eleven - 47 - Big Showdown at the Southern Seas!
Inazuma Eleven - 48 - The Flame Striker!
Inazuma Eleven - 49 - Ride the Beat! Rhythm Soccer!!
Inazuma Eleven - 50 - Howl! The Fist of Justice!!
Inazuma Eleven - 51-52 - Counterattack! Epsilon Remastered!! and The Explosive Flames of Revival!!
Inazuma Eleven - 53 - The Freezing Darkness - Diamond Dust!
Inazuma Eleven - 54 - The Strongest Assist, Aphrodi!
Inazuma Eleven - 55 - Endou`s Newest Challenge
Inazuma Eleven - 56 - Showdown! Endou vs. Gouenji!!
Inazuma Eleven - 57 - The Miracle Team! The Chaos!!
Inazuma Eleven - 58 - Torn Asunder! Fire Blizzard!!
Inazuma Eleven - 59 - We`re Finally Here! Aliea Academy!!
Inazuma Eleven - 60 - Aliea Academy`s True Identity!
Inazuma Eleven - 61 - The Last Play-Off! The Genesis - First Half!!
Inazuma Eleven - 62 - The Last Play-Off! The Genesis - Second Half!!
Inazuma Eleven - 63 - The Neverending Menace!
Inazuma Eleven - 64 - Clash! Raimon vs. Raimon!!
Inazuma Eleven - 65 - The Ultimate Secret of Friendship!
Inazuma Eleven - 66 - To the Strongest Team on Earth! Blizzard Arc!!
Inazuma Eleven - 67 - To the Strongest Team on Earth! Fire Arc!!
Inazuma Eleven - 68 - Gather Up! Japan`s Representatives!!
Inazuma Eleven - 69 - A New Birth! Inazuma Japan!!
Inazuma Eleven - 70 - The Cursed Coach!
Support By :
Pada awal kisah, klub sepak bola SMP Raimon hanya memiliki 7 orang pemain. Kondisinya memprihatinkan, setiap saat-saat latihan harus meminjam lapangan dari klub baseball. Keesokan harinya, Mamoru dipanggil oleh kepala sekolah yang memberitahukan bahwa akan ada pertandingan melawan tim sepak bola Akademi Teikoku. Jika klub sepak bola Raimon kekurangan orang atau kalah, maka klub ini akan dibubarkan. Dengan semangat, Mamoru berusaha keras mencari orang untuk mengisi kekosongan tersebut. Saat pertandingan pun tiba. Mulai babak pertama pertandingan, Teikoku menyerang habis-habisan Raimon dengan skor 20-0. Pada saat Raimon akan kick-off, Kakeru (satu-satunya pemain yang masih berdiri) berlari meninggalkan lapangan dan melepaskan seragamnya. Saat itu, Shuuya, seorang murid pindahan, mengambil dan mengenakan seragam tersebut dan mulai membantu tim Raimon bertanding. Akhirnya skor berubah menjadi 20-1, dan Teikoku membatalkan pertandingan (yang artinya pemenangnya adalah Raimon). Pada seri-seri berikutnya, Mamoru dan kawan-kawan bergabung dengan tim nasional Jepang, Inazuma Japan, dan bertanding melawan tim-tim lain dari seluruh dunia dalam kompetisi Football Frontier International.
File Size 50 - 80 MB
Link download di bawah ini :
Inazuma Eleven - 01 - Let's Play Soccer
Inazuma Eleven - 02 - Teikoku is Here
Inazuma Eleven - 03 - Call Out the Killer Technique!
Inazuma Eleven - 04 - Here Comes the Dragon!
Inazuma Eleven - 05 - Where is the Secret Technique Note!
Inazuma Eleven - 06 - This is the Inazuma Drop!
Inazuma Eleven - 07 - Confrontation at the River Bank!
Inazuma Eleven - 08 - The Fearful Soccer Cyborgs!
Inazuma Eleven - 09 - Megane Takes a Stand
Inazuma Eleven - 10 - Teikoku`s Spy!
Inazuma Eleven - 11 - Find a New Coach!
Inazuma Eleven - 12 - The Finals! Teikoku Academy - First Half!
Inazuma Eleven - 13 - The Finals! Teikoku Academy - Second Half!
Inazuma Eleven - 14 - The Legendary Eleven!
Inazuma Eleven - 15- It`s Here! The Nationals Tournament!!
Inazuma Eleven - 16 - Break Through! Ninja Soccer!!
Inazuma Eleven - 17 - Kidou`s Decision!
Inazuma Eleven - 18 - Break it Down! The Infinite Wall!!
Inazuma Eleven - 19 - The Genius Brought Back to Life!
Inazuma Eleven - 20 - The Hissatsu Triangle Z!
Inazuma Eleven - 21 - Fierce Battle! Kidokawa Seishuu!!
Inazuma Eleven - 22 - Go Beyond God Hand!
Inazuma Eleven - 23 - A Challenge From the Gods!
Inazuma Eleven - 24 - Let`s Go to Training Camp!
Inazuma Eleven - 25 - The Last Play-Off!
Inazuma Eleven - 26 - Clash! God vs Devil!!
Inazuma Eleven - 27 - Aliens Are Here!
Inazuma Eleven - 28 - Head on Out! Raimon Eleven!!
Inazuma Eleven - 29 - Take Them Down! The 11 in Black!!
Inazuma Eleven - 30 - Menace! Aliea Academy!!
Inazuma Eleven - 31 - Find The Legendary Striker!
Inazuma Eleven - 32 - The Prince of the Snowfield!
Inazuma Eleven - 33 - Who`s the Ace Striker!
Inazuma Eleven - 34 - Clash! Aliea Academy!!
Inazuma Eleven - 35 - Epsilon Attacks!
Inazuma Eleven - 36 - The Hidden Power!
Inazuma Eleven - 38 - Teikoku Strikes Back - Second Half!!
Inazuma Eleven - 41 - Desarm`s Trap!
Inazuma Eleven - 42 - Bitter Struggle! The Strongest Evil, Epsilon!!
Inazuma Eleven - 43 - Grandpa`s Ultimate Secret Technique!
Inazuma Eleven - 44 - Another Majin the Hand!
Inazuma Eleven - 45 - Seismic! The Strongest Team, Genesis!!
Inazuma Eleven - 46 - The Captain`s Trial!
Inazuma Eleven - 47 - Big Showdown at the Southern Seas!
Inazuma Eleven - 48 - The Flame Striker!
Inazuma Eleven - 49 - Ride the Beat! Rhythm Soccer!!
Inazuma Eleven - 50 - Howl! The Fist of Justice!!
Inazuma Eleven - 51-52 - Counterattack! Epsilon Remastered!! and The Explosive Flames of Revival!!
Inazuma Eleven - 53 - The Freezing Darkness - Diamond Dust!
Inazuma Eleven - 54 - The Strongest Assist, Aphrodi!
Inazuma Eleven - 55 - Endou`s Newest Challenge
Inazuma Eleven - 56 - Showdown! Endou vs. Gouenji!!
Inazuma Eleven - 57 - The Miracle Team! The Chaos!!
Inazuma Eleven - 58 - Torn Asunder! Fire Blizzard!!
Inazuma Eleven - 59 - We`re Finally Here! Aliea Academy!!
Inazuma Eleven - 60 - Aliea Academy`s True Identity!
Inazuma Eleven - 61 - The Last Play-Off! The Genesis - First Half!!
Inazuma Eleven - 62 - The Last Play-Off! The Genesis - Second Half!!
Inazuma Eleven - 63 - The Neverending Menace!
Inazuma Eleven - 64 - Clash! Raimon vs. Raimon!!
Inazuma Eleven - 65 - The Ultimate Secret of Friendship!
Inazuma Eleven - 66 - To the Strongest Team on Earth! Blizzard Arc!!
Inazuma Eleven - 67 - To the Strongest Team on Earth! Fire Arc!!
Inazuma Eleven - 68 - Gather Up! Japan`s Representatives!!
Inazuma Eleven - 69 - A New Birth! Inazuma Japan!!
Inazuma Eleven - 70 - The Cursed Coach!
Support By :
Download Inazuma Eleven
Nim : 10390100023,10390100010
Nama : Rizky Yanwinarto, Agung Permadi
Nama : Rizky Yanwinarto, Agung Permadi
Email : rizkylavtbeibhz@ymail.com dan agungpermadi96@yahoo.com
HP : 085746680017
Tugas Mata Kuliah : Pemrograman Basis Data II
Tugas Mata Kuliah : Pemrograman Basis Data II
Materi Konsultasi : Practice 1
Tugas Minggu ke : Minggu ke 3
Nama Dosen : Titik Lusiani, M.Kom.,
OCA
Blog Dosen :
http://blog.stikom.edu/lusiani
Hasil Rangkuman PBD II Practice 1 ( No. 1 - 30 ) klik disini
Rangkuman PBD II Practice 1 ( No 1 - 30 )
Nama : Rizky Yanwinarto
Nim: 10390100023
Jawaban Tugas PBD2 Latihan 1
16. A. Karena apabila prosedur sudah ada, kita hanya perlu menggunakan command
CREATE OR REPLACE PROCEDURE
17. A.
18. C
19. A. Karena di dalam prosedur tersebut null tidak berpengaruh apa-apa, sehingga
statements dapat di compile dan procedure dapat di buat.
20. D
21. A. Karena IN di pakai bila menggunakan Default dalam parameter formal
22. C. Karena Jika kita mau menggunakan DEFAULT pakai IN tanpa menggabungkan
dengan OUT sehingga statement itu gagal bila dieksekusi.
23. B. Karena Sebuah IN OUT parameter formal tidak memerlukan nilai sebelum
kembali dipanggil dalam ruang lingkupnya.
24. C. Karena untuk CREATE OR REPLACE PROCEDURE kita menggunakan
command EXECUTE, jadi EXECUTE find_seats_sold (v_theater_id => 500);
25. A. Karena Data Dictionary hanya menyimpan Source Code saja apabila compilations eror
26. C. Karena untuk memanggil V_SEATS_SOLD kembali ke dalam prosedur,
kita perlu perubahan kode dengan menambahkan RETURN V_SEATS_SOLD
sebelum keyword IS
27. B. Karena kita perlu jenis TIPE DATA ( DATA TYPE) dan Panjang Maksimal Karakter
(Maximum Length) dalam pendeklarasian dalam sebuah parameter.
28. A.
29. C. Karena untuk menghapus sebuah Procedure kita perlu command seperti :
DROP PROCEDURE calc_comm;
30. A. Karena procedure ditulis dalam SQL
C. Karena procedure akan disimpan dalam database sebagai objek skema.
D. Karena procedure akan mengeksekusi dengan hak akses istimewa
dari pemiliknya, secara default.
Nim: 10390100023
Jawaban Tugas PBD2 Latihan 1
16. A. Karena apabila prosedur sudah ada, kita hanya perlu menggunakan command
CREATE OR REPLACE PROCEDURE
17. A.
18. C
19. A. Karena di dalam prosedur tersebut null tidak berpengaruh apa-apa, sehingga
statements dapat di compile dan procedure dapat di buat.
20. D
21. A. Karena IN di pakai bila menggunakan Default dalam parameter formal
22. C. Karena Jika kita mau menggunakan DEFAULT pakai IN tanpa menggabungkan
dengan OUT sehingga statement itu gagal bila dieksekusi.
23. B. Karena Sebuah IN OUT parameter formal tidak memerlukan nilai sebelum
kembali dipanggil dalam ruang lingkupnya.
24. C. Karena untuk CREATE OR REPLACE PROCEDURE kita menggunakan
command EXECUTE, jadi EXECUTE find_seats_sold (v_theater_id => 500);
25. A. Karena Data Dictionary hanya menyimpan Source Code saja apabila compilations eror
26. C. Karena untuk memanggil V_SEATS_SOLD kembali ke dalam prosedur,
kita perlu perubahan kode dengan menambahkan RETURN V_SEATS_SOLD
sebelum keyword IS
27. B. Karena kita perlu jenis TIPE DATA ( DATA TYPE) dan Panjang Maksimal Karakter
(Maximum Length) dalam pendeklarasian dalam sebuah parameter.
28. A.
29. C. Karena untuk menghapus sebuah Procedure kita perlu command seperti :
DROP PROCEDURE calc_comm;
30. A. Karena procedure ditulis dalam SQL
C. Karena procedure akan disimpan dalam database sebagai objek skema.
D. Karena procedure akan mengeksekusi dengan hak akses istimewa
dari pemiliknya, secara default.
Jawaban Tugas PBD2 Latihan 1
Pertemuan 8
ALINEA / PARAGRAF
Alinea / Paragraf
Satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat.
Tetapi dimungkinkan juga alinea yang hanya satu kalimat.
Contoh :
Otakku penuh, badanku lemah tak bertenaga. Aku bingung, tak tahu harus bagaimana menghadapinya. Aduh…, bagaimana aku menghadapi hari esok?
Malam semakin larut, aku masih tetap duduk disini memikirkan semuanya.
Berdasarkan fungsinya, struktur alinea diklasifikasikan dalam 2 macam :
1. Kalimat topik/kalimat pokok
2. Kalimat penjelas/pendukung
Ciri-ciri Kalimat Topik:
1. Mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih lanjut;
2. Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri;
3. Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain;
4. Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambungan
Ciri-ciri Kalimat Penjelas
1. Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dari segi arti);
2. Arti kalimat ini kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea;
3. Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi;
4. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh serta data tambahan lain yang bersifat mendukung kalimat topik
Persyaratan Paragraf / Alinea
Perlu kesatuan
Perlu kepaduan.
Kesatuan --> membicarakan satu gagasan
Kepaduan --> seluruh kalimat saling terkait, mendukung gagasan tunggal
Berguna untuk memudahkan dalam memahami pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam suatu karangan.
Jenis Alinea
Menurut posisi kalimat topiknya:
– alinea deduktif
– alinea induktif
– alinea deduktif-induktif
– alinea penuh kalimat topik
Menurut sifat isinya
– alinea persuasif
– alinea argumentatif
– alinea naratif
– alinea deskriptif
– alinea ekspositoris
Menurut fungsinya dalam karangan
– alinea pembuka
– alinea pengembang
– alinea penutup
Pertemuan 9
Pengembangan Alinea
Berkaitan dengan :
►Posisi kalimat topik
►Fungsi alinea
►Sifat informasi yang akan disampaikan (persuatif, argumentatif, naratif, deskriptif, atau ekspositoris)
Metode-metode yang ada dalam Pengembangan Alinea, diantaranya adalah :
►Metode Definisi
►Metode Proses
►Metode Contoh
►Metode Sebab-akibat/ akibat-sebab
►Metode Umum-khusus/ khusus-umum
►Metode Klasifikasi
►Metode Perbandingan
Pertemuan 10
Tema, Topik, Judul Tulisan
Dan
Kerangka Karangan
Tema dapat berarti “sesuatu yang telah diuraikan”
• Berasal dari bahasa Yunani : Thitenai yang berarti “menempatkan” atau “meletakkan”.
• Pengertian tema dapat dilihat dari dua sudut:
– Sudut karangan yang telah selesai
– Sudut proses penyusunan sebuah karangan
• Dari sudut karangan yang telah selesai :
– Tema adalah amanat utama yang diampaikan oleh penulis melalui karangannya
• Dari sudut proses penyusunan karangan :
– Apa pokok pembicaraannya
– Apa tujuan/tesis yang akan dicapai?
– Tema adalah suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik.
Tema merupakan amanat yang akan disampaikan oleh penulis.
• Bisa berupa tema pendek dan tema panjang
• Tema pendek : berbentuk kata/frasa
• Misalnya :
- Cinta
- Kesenjangan sosial
• Tema panjang : berbentuk kata/frasa
- Melalui Semangat Kepedulian Sosial Kita Gencarkan Program Qurban ke Daerah Pelosok
• Tema kegiatan??
yaitu rumusan pemikiran pelaksanaan satu kegiatan yang dijadikan pegangan pokok dalam menjabarkan suatu event.
Topik: pokok pembicaraan/pokok permasalahan.
• Bersifat lebih khusus/konkret karena pada dasarnya merupakan penjabaran lebih lanjut dari tema.
• Ciri-ciri topik:
– Bersifat umum dan belum terurai
– Harus sesuatu yang nyata/tidak boleh abstrak
Contoh Topik
• Topik : Dampak Buruk Aborsi
• Tujuan : Membuktikan dampak buruk aborsi ditinjau dari sudut kesehatan dan moral.
Tema & Topik
• Contoh:
– Tema : Emansipasi Wanita
– Topik:
• Kedudukan dan kesempatan bagi wanita untuk mengembangkan eksistensi belum sepenuhnya terbuka lebar
• Perlakuan yang tidak layak dari seorang suami kepada istrinya merupakan pelecehan terhadap martabat wanita.
– Tema : Mahasiswa Indonesia Cerdas dan Berkarakter
– Topik :
• Pendidikan untuk Semua
• Kebudayaan dan Kreativitas Masyarakat
Pertemuan 11
Penulisan Karangan Ilmiah
Macam Karangan :
► Karangan non ilmiah : karangan yang tidak terikat pada karangan baku
Misal: anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman, dan naskah drama
► Karangan semi ilmiah atau ilmiah populer: karakteristiknya berada di antara ilmiah dan non-ilmiah
Misal: artikel, editorial, opini, reportase
► Karangan ilmiah: memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan penggunaan bahasa.
Misal: makalah, laporan, skripsi, tesis, disertasi
Karangan Ilmiah
►Karangan ilmiah adalah karya tulis yang didalamnya berisi gagasan ilmiah, disusun dengan menggunakan bahasa ilmiah, berdasarkan hasil penyelidikan/fakta-fakta ilmiah, dapat dibuktikan secara empiris, dan ditulis dengan teknik penulisan ilmiah.
►Penyusunan dan penyajian karya didahului
oleh studi pustaka dan studi lapangan
Sikap Ilmiah :
►Ingin tahu
►Kritis
►Terbuka
►Obyektif
►Menghargai orang lain
►Berani mempertahankan kebenaran
►Menjangkau ke depan
Ciri-ciri Karangan Ilmiah :
►Menyajikan fakta obyektif
►Penulisan cermat
►Tidak mengejar keuntungan pribadi
►Sistematis
►Tidak emotif
►Selalu didukung oleh data
►Memuat kebenaran
►Tidak melebih-lebihkan sesuatu
Bahasa Tulis Ilmiah
►Merupakan gabungan dari ragam bahasa tulis dan ragam bahasa ilmiah
►Ragam bahasa tulis
- Kosa kata yang digunakan dipilih dengan cermat
- Pembentukan kata dilakukan dengan sempurna
- Dibentuk dengan struktur yang lengkap
- Paragraf dikembangkan dengan satu dan padu
►Ragam bahasa Ilmiah
- Cendikia
- Lugas
- Jelas
- Formal
- Bertolak dari gagasan
- Obyektif
- Konsisten
Pertemuan 12-13
(Kutipan, Catatan Kaki, Daftar Pustaka)
A. KUTIPAN
Pinjaman pendapat dari seseorang, baik yang berupa tulisan dalam buku, majalah, surat khabar, jurnal, bentuk tulisan lainnya, serta dalam bentuk lisan, seperti hasil pidato dan sebagainya.
Fungsi:
Landasan teori
Penguat pendapat penulis
Penjelasan suatu uraian
Bahan bukti untuk menunjang uraian
Ada 2 cara mengutip yaitu:
1. Kutipan langsung
2. Kutipan tidak langsung
1. Kutipan langsung
Mengutip pendapat/buah pikiran orang lain seperti aslinya.
a. Kurang dari 40 kata
Merupakan bagian dari teks dan ditulis
diantara tanda kutip (“…..”) dengan diikuti nama
pengarang, tahun dan halaman
Mis:
1) “… naskah …” (Nasution, 2000:12). atau
2) Nasution (2000:12) menyimpulkan “ … naskah …”.
b. Lebih dari 40 kata
Ditulis terpisah dari teks yang mendahului dan dimulai pd ketukan ke 6 dr tepi kiri dengan spasi tunggal
Contoh:
Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara (Keraf, 1983:3).
2. Kutipan tidak langsung
- Mengutip pendapat/buah pikiran orang lain dengan bahasa penulis sendiri
- Dalam kutipan ini telah terjadi perubahan bahasa dari aslinya dan diutarakan dengan gaya bahasa penulis.
- Untuk menunjukkan bahwa naskah tersebut kutipan, diikuti dengan nama pengarang dan tahun
a. Nama pengarang disebut terpadu dalam teks
Contoh:
Nasution (2000:3), tidak menduga bahwa mahasiswa semester kelima lebih aktif dalam berorganisasi daripada mahasiswa semester ketujuh.
b. Nama pengarang disebut dalam tanda kurung
Misalnya:
Mahasiswa semester kelima ternyata lebih aktif dalam berorganisasi dari mahasiswa semester ketujuh (Nasution, 2000:3).
B. CATATAN KAKI
1. Fungsi
Menunjukkan sumber informasi bagi pernyataan ilmiah yang terdapat dalam tulisan ilmiah.
2. Pemakaian
- Mendukung keabsahan penemuan atau pernyataan
- Referensi silang, yaitu petunjuk yang menyatakan pada bagian mana/halaman berapa, hal yang sama dibahas di dalam tulisan
3. Penomoran
- Menggunakan angka arab (1,2, dan seterusnya) di bagian belakang yang diberi catatan kaki dan ditulis dengan teknik superscripts.
4. Penempatan
- Langsung di belakang bagian yang diberi catatan kaki.
- Yang umum adalah meletakkan di bagian bawah halaman atau pada akhir bab.
Ibid
Singkatan dari Ibidum = sama dengan diatas.
Ibid dipakai apabila kutipan diambil dari sumber yang sama dengan yang langsung mendahului (tidak disela oleh sumber lain), meskipun antara kedua kutipan itu terdapat beberapa halaman.
Ibid tanpa nomor halaman dipakai bila bahan yang dikutip diambil dari nomor halaman yang sama.
jika bahan yang diambil (dikutip) dari nomor halaman yang berbeda, maka digunakan ibid dengan nomor halamannya.
Ibid tidak boleh dipergunakan bilamana diantara dua sumber terdapat sumber lain, dan dalam hal ini dipakai op.cit. atau loc.cit.
Contoh Ibid.:
22. Kuntjoro Purbopranoto, 1978, Beberapa Catatan Hukum Tata Pemerintahan dan Peradilan administrasi Negara. Cet. II, Alumni, Bandung,h.86.
23. Ibid. (berarti dikutip dari buku di atas dengan halaman yang sama).
24. Ibid, h. 90. (berarti halamannya berbeda)
op.cit
Singkatan dari opere citati = karya yang telah dikutip.
Dipakai untuk menunjuk kepada sumber yang telah disebut sebelumnya dengan lengkap tetapi telah
diselingi oleh sumber lain. Pemakaian op.cit harus diikuti nomor halaman yang berbeda.
Kalau dari seorang penulis telah disebut dua macam buku atau lebih, maka untuk menghindarkan
kekeliruan harus dijelaskan buku mana yang dimaksudkan dengan mencantumkan nama penulis diikuti angka romawi besar (I, II, III, IV, ……….dst) pada “footnote” sesudah tahun penerbitan di antara dua tanda kurung.
18. Sudargo Gautama, 1973, Hukum Agraria Antar Golongan
Alumni Bandung, (selanjutnya disingkat Sudargo Gautama I), h.131.
19. Sudargo Gautama, 1973, Masalah Agraria. Berikut Peraturan-peraturan dan Contoh contoh. Cet ke II Alumni Bandung, (selanjutnya disingkat Sudargo Gautama II), h. 98.
20. Sudigdo Harjo Sudarmo, 1970, Masalah Tanah di Indonesia, Suatu Studi Di sekitar Pelaksanaan Land Reform, Di Jawa dan Madura. Bhatara, Jakarta, h. 54.
21. Sudargo Gautama I, op.cit, h. 139.
- Op.cit yang dikuti adalah dari karya Sudargo Gautama dalam “footnote” nomor 18 (bukan 19).
- Ketentuan ini juga berlaku dalam pemakaian loc.cit. Bilamana mengutip dari seorang pengarang yang menulis dua buku atau lebih.
loc.cit
Singkatan dari loco citati = tempat yang telah dikutip.
dipergunakan kalau menunjuk kepada halaman yang sama dari suatu sumber yang telah disebut
sebelumnya dengan lengkap, tetapi diselingi oleh sumber lain.
Nomor halaman tidak dicantumkan dalam penggunaan loc.cit, oleh karena nomor halaman itu
dengan sendirinya sama dengan nomor halaman dalam karya yang disebut sebelumnya.
Contoh loc.cit :
26. E. Utrecht, 1960, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia. Cet. IV, Iktiar, Jakarta, h.176.
20. Sudigdo Harjo Sudarmo, 1970, Masalah Tanah diIndonesia, Suatu Studi Di sekitar Pelaksanaan LandReform, Di Jawa dan Madura. Bhatara, Jakarta, h. 54.
27. E. Utrecht, loc.cit.
Contoh loc.cit :
18. Sudargo Gautama, 1973, Hukum Agraria Antar Golongan Alumni Bandung, (selanjutnya disingkat Sudargo Gautama I), h.131.
19. Sudargo Gautama, 1973, Masalah Agraria. BerikutPeraturan-peraturan dan Contoh contoh. Cet ke II Alumni Bandung,(selanjutnya disingkat Sudargo Gautama II), h. 98.
20. Sudigdo Harjo Sudarmo, 1970, Masalah Tanah di Indonesia,Suatu Studi Di sekitar Pelaksanaan Land Reform, Di Jawa danMadura. Bhatara, Jakarta, h. 54.
21. Sudargo Gautama I, op.cit.
C. DAFTAR RUJUKAN/ REFERENSI/ DAFTAR PUSTAKA
- Merupakan daftar acuan/daftar rujukan yang dirujuk oleh penulis dalam karya tulis ilmiahnya
- Merupakan bagian dari sikap ilmiah
- Memerlukan kecermatan & ketelitian
Format Vancouver
- Menggunakan cara penomoran (pemberikan angka) yang berurutan untuk menunjukkan rujukan pustaka (sitasi).
- Dalam daftar pustaka, pemunculan sumber rujukan dilakukan secara berurut menggunakan nomor sesuai kemunculannya sebagai sitasi dalam naskah tulisan
- Sistem ini beserta variasinya banyak digunakan di bidang kedokteran dan kesehatan.
Format Harvard
Sistem Harvard menggunakan nama penulis dan tahun publikasi dengan urutan pemunculan
berdasarkan nama penulis secara alfabetis. Publikasi dari penulis yang sama dan dalam tahun yang sama ditulis dengan cara menambahkan huruf a, b, atau c dan seterusnya tepat di belakang tahun publikasi (baik penulisan dalam daftar pustaka maupun sitasi dalam naskah tulisan). Alamat Internet ditulis menggunakan huruf miring.
Membuat daftar rujukan :
- Urutan penulisan rujukan adalah: nama pengarang,
tahun, judul, kota terbit, penerbit.
- Penulisan pengarang diawali nama keluarga
- Urutan penulisan dipisahkan dengan sparator dengan titik (.) atau koma (,).
- Judul ditulis huruf miring (italic) atau garis bawah (underline)
- Pada daftar rujukan, rujukan ditulis urut abjad nama pengarang
- Jarak antar rujukan 2 spasi, sedang antar baris dalam 1 rujukan 1 spasi
B. Membuat daftar rujukan
Contoh:
- Alexander, Shirley. (1995). Teaching and Learning on the World Wide Web (Online). http://ausweb.scu.edu.au/aw95/education2/alexander (accessesd 26 February 2006).
- Baron, A E and Orwig,G W. (1995). Multimedia Technologies for Training: An Introduction. Englewood: Cliffs,Libraries Unlimited Inc.
Bila referensi berupa buku :
- Abruzzie, A. (1956). Work, Workers and Work Measurement. New York: Columbia University Press.
- Adler, A. (1924). Individual Psychology. New York.: Harcourt Brace and World Inc.,
Bila referensinya berupa Jurnal, Buletin, Majalah, Prosiding, dan Penerbitan Berkala :
- Dwirianti, D. (2005). Penggunaan Biji Moringa Oleifera Lam dan Membran Mikro Filtrasi sebagai Alternatif Pengolahan Lindi, Jurnal Kimia Lingkungan 7 (1):7-12.
- Dwirianti, D., Salim, M.R. and Ujang, Z. (2001). Sulphur Cycle on Membrane Bioreactor, IWA Conference on Water and Wastewater Management for Developing Countries Proceeding, Putra World Trade Centre, Kuala Lumpur, Malaysia, 29-31 October.
Bila referensinya berupa Surat Kabar :
Bila pada surat kabar tersebut tidak dicantumkan nama penulisnya, dan artikelnya berupa berita umum pada surat kabar tersebut, dapat dituliskan nama surat kabar dan tanggal penerbitannya.
- Ampera (Jakarta), 21 April 1964.
- Berita Yudha (Semarang), 30 Djuni 1966.
- Jakarta Times, July 1967-June, 1968.
Berupa TA, Thesis atau Disertasi :
- Dwirianti,D. (2002). Membrane Bioreactor for High- Sulphur Wastewater Treatment. Unpublished
Thesis. Postgraduate Programme. Universiti Teknologi Malaysia.
Satu pengarang dengan 3 buku yang diterbitkan pada tahun yang sama :
- Badarusamsi, A. (1989 a). Pengantar Mekanika Teknik Untuk Teknik Sipil. Surabaya: Erlangga.
- Badarusamsi, A. (1989 b). Mekanika Teknik Lanjutan Untuk Teknik Sipil. Jakarta:Balai Pustaka.
Editor/penyunting sebagai “pengarang” dan Terjemahan :
- Von Hallberg, R., editor .(1984). Conons, University of Chicago Press, Chicago.
- Dick, H.W. (1990). Industri pelayaran Indonesia : Kompetisi dan Regulasi, Diterjemahkan oleh
Burhanuddin A. Jakarta: LP3ES.
ALINEA / PARAGRAF
Alinea / Paragraf
Satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat.
Tetapi dimungkinkan juga alinea yang hanya satu kalimat.
Contoh :
Otakku penuh, badanku lemah tak bertenaga. Aku bingung, tak tahu harus bagaimana menghadapinya. Aduh…, bagaimana aku menghadapi hari esok?
Malam semakin larut, aku masih tetap duduk disini memikirkan semuanya.
Berdasarkan fungsinya, struktur alinea diklasifikasikan dalam 2 macam :
1. Kalimat topik/kalimat pokok
2. Kalimat penjelas/pendukung
Ciri-ciri Kalimat Topik:
1. Mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih lanjut;
2. Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri;
3. Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain;
4. Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambungan
Ciri-ciri Kalimat Penjelas
1. Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dari segi arti);
2. Arti kalimat ini kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea;
3. Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi;
4. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh serta data tambahan lain yang bersifat mendukung kalimat topik
Persyaratan Paragraf / Alinea
Perlu kesatuan
Perlu kepaduan.
Kesatuan --> membicarakan satu gagasan
Kepaduan --> seluruh kalimat saling terkait, mendukung gagasan tunggal
Berguna untuk memudahkan dalam memahami pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam suatu karangan.
Jenis Alinea
Menurut posisi kalimat topiknya:
– alinea deduktif
– alinea induktif
– alinea deduktif-induktif
– alinea penuh kalimat topik
Menurut sifat isinya
– alinea persuasif
– alinea argumentatif
– alinea naratif
– alinea deskriptif
– alinea ekspositoris
Menurut fungsinya dalam karangan
– alinea pembuka
– alinea pengembang
– alinea penutup
Pertemuan 9
Pengembangan Alinea
Berkaitan dengan :
►Posisi kalimat topik
►Fungsi alinea
►Sifat informasi yang akan disampaikan (persuatif, argumentatif, naratif, deskriptif, atau ekspositoris)
Metode-metode yang ada dalam Pengembangan Alinea, diantaranya adalah :
►Metode Definisi
►Metode Proses
►Metode Contoh
►Metode Sebab-akibat/ akibat-sebab
►Metode Umum-khusus/ khusus-umum
►Metode Klasifikasi
►Metode Perbandingan
Pertemuan 10
Tema, Topik, Judul Tulisan
Dan
Kerangka Karangan
Tema dapat berarti “sesuatu yang telah diuraikan”
• Berasal dari bahasa Yunani : Thitenai yang berarti “menempatkan” atau “meletakkan”.
• Pengertian tema dapat dilihat dari dua sudut:
– Sudut karangan yang telah selesai
– Sudut proses penyusunan sebuah karangan
• Dari sudut karangan yang telah selesai :
– Tema adalah amanat utama yang diampaikan oleh penulis melalui karangannya
• Dari sudut proses penyusunan karangan :
– Apa pokok pembicaraannya
– Apa tujuan/tesis yang akan dicapai?
– Tema adalah suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik.
Tema merupakan amanat yang akan disampaikan oleh penulis.
• Bisa berupa tema pendek dan tema panjang
• Tema pendek : berbentuk kata/frasa
• Misalnya :
- Cinta
- Kesenjangan sosial
• Tema panjang : berbentuk kata/frasa
- Melalui Semangat Kepedulian Sosial Kita Gencarkan Program Qurban ke Daerah Pelosok
• Tema kegiatan??
yaitu rumusan pemikiran pelaksanaan satu kegiatan yang dijadikan pegangan pokok dalam menjabarkan suatu event.
Topik: pokok pembicaraan/pokok permasalahan.
• Bersifat lebih khusus/konkret karena pada dasarnya merupakan penjabaran lebih lanjut dari tema.
• Ciri-ciri topik:
– Bersifat umum dan belum terurai
– Harus sesuatu yang nyata/tidak boleh abstrak
Contoh Topik
• Topik : Dampak Buruk Aborsi
• Tujuan : Membuktikan dampak buruk aborsi ditinjau dari sudut kesehatan dan moral.
Tema & Topik
• Contoh:
– Tema : Emansipasi Wanita
– Topik:
• Kedudukan dan kesempatan bagi wanita untuk mengembangkan eksistensi belum sepenuhnya terbuka lebar
• Perlakuan yang tidak layak dari seorang suami kepada istrinya merupakan pelecehan terhadap martabat wanita.
– Tema : Mahasiswa Indonesia Cerdas dan Berkarakter
– Topik :
• Pendidikan untuk Semua
• Kebudayaan dan Kreativitas Masyarakat
Pertemuan 11
Penulisan Karangan Ilmiah
Macam Karangan :
► Karangan non ilmiah : karangan yang tidak terikat pada karangan baku
Misal: anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman, dan naskah drama
► Karangan semi ilmiah atau ilmiah populer: karakteristiknya berada di antara ilmiah dan non-ilmiah
Misal: artikel, editorial, opini, reportase
► Karangan ilmiah: memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan penggunaan bahasa.
Misal: makalah, laporan, skripsi, tesis, disertasi
Karangan Ilmiah
►Karangan ilmiah adalah karya tulis yang didalamnya berisi gagasan ilmiah, disusun dengan menggunakan bahasa ilmiah, berdasarkan hasil penyelidikan/fakta-fakta ilmiah, dapat dibuktikan secara empiris, dan ditulis dengan teknik penulisan ilmiah.
►Penyusunan dan penyajian karya didahului
oleh studi pustaka dan studi lapangan
Sikap Ilmiah :
►Ingin tahu
►Kritis
►Terbuka
►Obyektif
►Menghargai orang lain
►Berani mempertahankan kebenaran
►Menjangkau ke depan
Ciri-ciri Karangan Ilmiah :
►Menyajikan fakta obyektif
►Penulisan cermat
►Tidak mengejar keuntungan pribadi
►Sistematis
►Tidak emotif
►Selalu didukung oleh data
►Memuat kebenaran
►Tidak melebih-lebihkan sesuatu
Bahasa Tulis Ilmiah
►Merupakan gabungan dari ragam bahasa tulis dan ragam bahasa ilmiah
►Ragam bahasa tulis
- Kosa kata yang digunakan dipilih dengan cermat
- Pembentukan kata dilakukan dengan sempurna
- Dibentuk dengan struktur yang lengkap
- Paragraf dikembangkan dengan satu dan padu
►Ragam bahasa Ilmiah
- Cendikia
- Lugas
- Jelas
- Formal
- Bertolak dari gagasan
- Obyektif
- Konsisten
Pertemuan 12-13
(Kutipan, Catatan Kaki, Daftar Pustaka)
A. KUTIPAN
Pinjaman pendapat dari seseorang, baik yang berupa tulisan dalam buku, majalah, surat khabar, jurnal, bentuk tulisan lainnya, serta dalam bentuk lisan, seperti hasil pidato dan sebagainya.
Fungsi:
Landasan teori
Penguat pendapat penulis
Penjelasan suatu uraian
Bahan bukti untuk menunjang uraian
Ada 2 cara mengutip yaitu:
1. Kutipan langsung
2. Kutipan tidak langsung
1. Kutipan langsung
Mengutip pendapat/buah pikiran orang lain seperti aslinya.
a. Kurang dari 40 kata
Merupakan bagian dari teks dan ditulis
diantara tanda kutip (“…..”) dengan diikuti nama
pengarang, tahun dan halaman
Mis:
1) “… naskah …” (Nasution, 2000:12). atau
2) Nasution (2000:12) menyimpulkan “ … naskah …”.
b. Lebih dari 40 kata
Ditulis terpisah dari teks yang mendahului dan dimulai pd ketukan ke 6 dr tepi kiri dengan spasi tunggal
Contoh:
Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara (Keraf, 1983:3).
2. Kutipan tidak langsung
- Mengutip pendapat/buah pikiran orang lain dengan bahasa penulis sendiri
- Dalam kutipan ini telah terjadi perubahan bahasa dari aslinya dan diutarakan dengan gaya bahasa penulis.
- Untuk menunjukkan bahwa naskah tersebut kutipan, diikuti dengan nama pengarang dan tahun
a. Nama pengarang disebut terpadu dalam teks
Contoh:
Nasution (2000:3), tidak menduga bahwa mahasiswa semester kelima lebih aktif dalam berorganisasi daripada mahasiswa semester ketujuh.
b. Nama pengarang disebut dalam tanda kurung
Misalnya:
Mahasiswa semester kelima ternyata lebih aktif dalam berorganisasi dari mahasiswa semester ketujuh (Nasution, 2000:3).
B. CATATAN KAKI
1. Fungsi
Menunjukkan sumber informasi bagi pernyataan ilmiah yang terdapat dalam tulisan ilmiah.
2. Pemakaian
- Mendukung keabsahan penemuan atau pernyataan
- Referensi silang, yaitu petunjuk yang menyatakan pada bagian mana/halaman berapa, hal yang sama dibahas di dalam tulisan
3. Penomoran
- Menggunakan angka arab (1,2, dan seterusnya) di bagian belakang yang diberi catatan kaki dan ditulis dengan teknik superscripts.
4. Penempatan
- Langsung di belakang bagian yang diberi catatan kaki.
- Yang umum adalah meletakkan di bagian bawah halaman atau pada akhir bab.
Ibid
Singkatan dari Ibidum = sama dengan diatas.
Ibid dipakai apabila kutipan diambil dari sumber yang sama dengan yang langsung mendahului (tidak disela oleh sumber lain), meskipun antara kedua kutipan itu terdapat beberapa halaman.
Ibid tanpa nomor halaman dipakai bila bahan yang dikutip diambil dari nomor halaman yang sama.
jika bahan yang diambil (dikutip) dari nomor halaman yang berbeda, maka digunakan ibid dengan nomor halamannya.
Ibid tidak boleh dipergunakan bilamana diantara dua sumber terdapat sumber lain, dan dalam hal ini dipakai op.cit. atau loc.cit.
Contoh Ibid.:
22. Kuntjoro Purbopranoto, 1978, Beberapa Catatan Hukum Tata Pemerintahan dan Peradilan administrasi Negara. Cet. II, Alumni, Bandung,h.86.
23. Ibid. (berarti dikutip dari buku di atas dengan halaman yang sama).
24. Ibid, h. 90. (berarti halamannya berbeda)
op.cit
Singkatan dari opere citati = karya yang telah dikutip.
Dipakai untuk menunjuk kepada sumber yang telah disebut sebelumnya dengan lengkap tetapi telah
diselingi oleh sumber lain. Pemakaian op.cit harus diikuti nomor halaman yang berbeda.
Kalau dari seorang penulis telah disebut dua macam buku atau lebih, maka untuk menghindarkan
kekeliruan harus dijelaskan buku mana yang dimaksudkan dengan mencantumkan nama penulis diikuti angka romawi besar (I, II, III, IV, ……….dst) pada “footnote” sesudah tahun penerbitan di antara dua tanda kurung.
18. Sudargo Gautama, 1973, Hukum Agraria Antar Golongan
Alumni Bandung, (selanjutnya disingkat Sudargo Gautama I), h.131.
19. Sudargo Gautama, 1973, Masalah Agraria. Berikut Peraturan-peraturan dan Contoh contoh. Cet ke II Alumni Bandung, (selanjutnya disingkat Sudargo Gautama II), h. 98.
20. Sudigdo Harjo Sudarmo, 1970, Masalah Tanah di Indonesia, Suatu Studi Di sekitar Pelaksanaan Land Reform, Di Jawa dan Madura. Bhatara, Jakarta, h. 54.
21. Sudargo Gautama I, op.cit, h. 139.
- Op.cit yang dikuti adalah dari karya Sudargo Gautama dalam “footnote” nomor 18 (bukan 19).
- Ketentuan ini juga berlaku dalam pemakaian loc.cit. Bilamana mengutip dari seorang pengarang yang menulis dua buku atau lebih.
loc.cit
Singkatan dari loco citati = tempat yang telah dikutip.
dipergunakan kalau menunjuk kepada halaman yang sama dari suatu sumber yang telah disebut
sebelumnya dengan lengkap, tetapi diselingi oleh sumber lain.
Nomor halaman tidak dicantumkan dalam penggunaan loc.cit, oleh karena nomor halaman itu
dengan sendirinya sama dengan nomor halaman dalam karya yang disebut sebelumnya.
Contoh loc.cit :
26. E. Utrecht, 1960, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia. Cet. IV, Iktiar, Jakarta, h.176.
20. Sudigdo Harjo Sudarmo, 1970, Masalah Tanah diIndonesia, Suatu Studi Di sekitar Pelaksanaan LandReform, Di Jawa dan Madura. Bhatara, Jakarta, h. 54.
27. E. Utrecht, loc.cit.
Contoh loc.cit :
18. Sudargo Gautama, 1973, Hukum Agraria Antar Golongan Alumni Bandung, (selanjutnya disingkat Sudargo Gautama I), h.131.
19. Sudargo Gautama, 1973, Masalah Agraria. BerikutPeraturan-peraturan dan Contoh contoh. Cet ke II Alumni Bandung,(selanjutnya disingkat Sudargo Gautama II), h. 98.
20. Sudigdo Harjo Sudarmo, 1970, Masalah Tanah di Indonesia,Suatu Studi Di sekitar Pelaksanaan Land Reform, Di Jawa danMadura. Bhatara, Jakarta, h. 54.
21. Sudargo Gautama I, op.cit.
C. DAFTAR RUJUKAN/ REFERENSI/ DAFTAR PUSTAKA
- Merupakan daftar acuan/daftar rujukan yang dirujuk oleh penulis dalam karya tulis ilmiahnya
- Merupakan bagian dari sikap ilmiah
- Memerlukan kecermatan & ketelitian
Format Vancouver
- Menggunakan cara penomoran (pemberikan angka) yang berurutan untuk menunjukkan rujukan pustaka (sitasi).
- Dalam daftar pustaka, pemunculan sumber rujukan dilakukan secara berurut menggunakan nomor sesuai kemunculannya sebagai sitasi dalam naskah tulisan
- Sistem ini beserta variasinya banyak digunakan di bidang kedokteran dan kesehatan.
Format Harvard
Sistem Harvard menggunakan nama penulis dan tahun publikasi dengan urutan pemunculan
berdasarkan nama penulis secara alfabetis. Publikasi dari penulis yang sama dan dalam tahun yang sama ditulis dengan cara menambahkan huruf a, b, atau c dan seterusnya tepat di belakang tahun publikasi (baik penulisan dalam daftar pustaka maupun sitasi dalam naskah tulisan). Alamat Internet ditulis menggunakan huruf miring.
Membuat daftar rujukan :
- Urutan penulisan rujukan adalah: nama pengarang,
tahun, judul, kota terbit, penerbit.
- Penulisan pengarang diawali nama keluarga
- Urutan penulisan dipisahkan dengan sparator dengan titik (.) atau koma (,).
- Judul ditulis huruf miring (italic) atau garis bawah (underline)
- Pada daftar rujukan, rujukan ditulis urut abjad nama pengarang
- Jarak antar rujukan 2 spasi, sedang antar baris dalam 1 rujukan 1 spasi
B. Membuat daftar rujukan
Contoh:
- Alexander, Shirley. (1995). Teaching and Learning on the World Wide Web (Online). http://ausweb.scu.edu.au/aw95/education2/alexander (accessesd 26 February 2006).
- Baron, A E and Orwig,G W. (1995). Multimedia Technologies for Training: An Introduction. Englewood: Cliffs,Libraries Unlimited Inc.
Bila referensi berupa buku :
- Abruzzie, A. (1956). Work, Workers and Work Measurement. New York: Columbia University Press.
- Adler, A. (1924). Individual Psychology. New York.: Harcourt Brace and World Inc.,
Bila referensinya berupa Jurnal, Buletin, Majalah, Prosiding, dan Penerbitan Berkala :
- Dwirianti, D. (2005). Penggunaan Biji Moringa Oleifera Lam dan Membran Mikro Filtrasi sebagai Alternatif Pengolahan Lindi, Jurnal Kimia Lingkungan 7 (1):7-12.
- Dwirianti, D., Salim, M.R. and Ujang, Z. (2001). Sulphur Cycle on Membrane Bioreactor, IWA Conference on Water and Wastewater Management for Developing Countries Proceeding, Putra World Trade Centre, Kuala Lumpur, Malaysia, 29-31 October.
Bila referensinya berupa Surat Kabar :
Bila pada surat kabar tersebut tidak dicantumkan nama penulisnya, dan artikelnya berupa berita umum pada surat kabar tersebut, dapat dituliskan nama surat kabar dan tanggal penerbitannya.
- Ampera (Jakarta), 21 April 1964.
- Berita Yudha (Semarang), 30 Djuni 1966.
- Jakarta Times, July 1967-June, 1968.
Berupa TA, Thesis atau Disertasi :
- Dwirianti,D. (2002). Membrane Bioreactor for High- Sulphur Wastewater Treatment. Unpublished
Thesis. Postgraduate Programme. Universiti Teknologi Malaysia.
Satu pengarang dengan 3 buku yang diterbitkan pada tahun yang sama :
- Badarusamsi, A. (1989 a). Pengantar Mekanika Teknik Untuk Teknik Sipil. Surabaya: Erlangga.
- Badarusamsi, A. (1989 b). Mekanika Teknik Lanjutan Untuk Teknik Sipil. Jakarta:Balai Pustaka.
Editor/penyunting sebagai “pengarang” dan Terjemahan :
- Von Hallberg, R., editor .(1984). Conons, University of Chicago Press, Chicago.
- Dick, H.W. (1990). Industri pelayaran Indonesia : Kompetisi dan Regulasi, Diterjemahkan oleh
Burhanuddin A. Jakarta: LP3ES.
Resume BI dsan TPI Pertemuan 8-13
Pertemuan 8
ALINEA / PARAGRAF
Alinea / Paragraf
Satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat.
Tetapi dimungkinkan juga alinea yang hanya satu kalimat.
Contoh :
Otakku penuh, badanku lemah tak bertenaga. Aku bingung, tak tahu harus bagaimana menghadapinya. Aduh…, bagaimana aku menghadapi hari esok?
Malam semakin larut, aku masih tetap duduk disini memikirkan semuanya.
Berdasarkan fungsinya, struktur alinea diklasifikasikan dalam 2 macam :
1. Kalimat topik/kalimat pokok
2. Kalimat penjelas/pendukung
Ciri-ciri Kalimat Topik:
1. Mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih lanjut;
2. Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri;
3. Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain;
4. Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambungan
Ciri-ciri Kalimat Penjelas
1. Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dari segi arti);
2. Arti kalimat ini kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea;
3. Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi;
4. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh serta data tambahan lain yang bersifat mendukung kalimat topik
Persyaratan Paragraf / Alinea
Perlu kesatuan
Perlu kepaduan.
Kesatuan --> membicarakan satu gagasan
Kepaduan --> seluruh kalimat saling terkait, mendukung gagasan tunggal
Berguna untuk memudahkan dalam memahami pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam suatu karangan.
Jenis Alinea
Menurut posisi kalimat topiknya:
– alinea deduktif
– alinea induktif
– alinea deduktif-induktif
– alinea penuh kalimat topik
Menurut sifat isinya
– alinea persuasif
– alinea argumentatif
– alinea naratif
– alinea deskriptif
– alinea ekspositoris
Menurut fungsinya dalam karangan
– alinea pembuka
– alinea pengembang
– alinea penutup
Pertemuan 9
Pengembangan Alinea
Berkaitan dengan :
►Posisi kalimat topik
►Fungsi alinea
►Sifat informasi yang akan disampaikan (persuatif, argumentatif, naratif, deskriptif, atau ekspositoris)
Metode-metode yang ada dalam Pengembangan Alinea, diantaranya adalah :
►Metode Definisi
►Metode Proses
►Metode Contoh
►Metode Sebab-akibat/ akibat-sebab
►Metode Umum-khusus/ khusus-umum
►Metode Klasifikasi
►Metode Perbandingan
Pertemuan 10
Tema, Topik, Judul Tulisan
Dan
Kerangka Karangan
Tema dapat berarti “sesuatu yang telah diuraikan”
• Berasal dari bahasa Yunani : Thitenai yang berarti “menempatkan” atau “meletakkan”.
• Pengertian tema dapat dilihat dari dua sudut:
– Sudut karangan yang telah selesai
– Sudut proses penyusunan sebuah karangan
• Dari sudut karangan yang telah selesai :
– Tema adalah amanat utama yang diampaikan oleh penulis melalui karangannya
• Dari sudut proses penyusunan karangan :
– Apa pokok pembicaraannya
– Apa tujuan/tesis yang akan dicapai?
– Tema adalah suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik.
Tema merupakan amanat yang akan disampaikan oleh penulis.
• Bisa berupa tema pendek dan tema panjang
• Tema pendek : berbentuk kata/frasa
• Misalnya :
- Cinta
- Kesenjangan sosial
• Tema panjang : berbentuk kata/frasa
- Melalui Semangat Kepedulian Sosial Kita Gencarkan Program Qurban ke Daerah Pelosok
• Tema kegiatan??
yaitu rumusan pemikiran pelaksanaan satu kegiatan yang dijadikan pegangan pokok dalam menjabarkan suatu event.
Topik: pokok pembicaraan/pokok permasalahan.
• Bersifat lebih khusus/konkret karena pada dasarnya merupakan penjabaran lebih lanjut dari tema.
• Ciri-ciri topik:
– Bersifat umum dan belum terurai
– Harus sesuatu yang nyata/tidak boleh abstrak
Contoh Topik
• Topik : Dampak Buruk Aborsi
• Tujuan : Membuktikan dampak buruk aborsi ditinjau dari sudut kesehatan dan moral.
Tema & Topik
• Contoh:
– Tema : Emansipasi Wanita
– Topik:
• Kedudukan dan kesempatan bagi wanita untuk mengembangkan eksistensi belum sepenuhnya terbuka lebar
• Perlakuan yang tidak layak dari seorang suami kepada istrinya merupakan pelecehan terhadap martabat wanita.
– Tema : Mahasiswa Indonesia Cerdas dan Berkarakter
– Topik :
• Pendidikan untuk Semua
• Kebudayaan dan Kreativitas Masyarakat
Pertemuan 11
Penulisan Karangan Ilmiah
Macam Karangan :
► Karangan non ilmiah : karangan yang tidak terikat pada karangan baku
Misal: anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman, dan naskah drama
► Karangan semi ilmiah atau ilmiah populer: karakteristiknya berada di antara ilmiah dan non-ilmiah
Misal: artikel, editorial, opini, reportase
► Karangan ilmiah: memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan penggunaan bahasa.
Misal: makalah, laporan, skripsi, tesis, disertasi
Karangan Ilmiah
►Karangan ilmiah adalah karya tulis yang didalamnya berisi gagasan ilmiah, disusun dengan menggunakan bahasa ilmiah, berdasarkan hasil penyelidikan/fakta-fakta ilmiah, dapat dibuktikan secara empiris, dan ditulis dengan teknik penulisan ilmiah.
►Penyusunan dan penyajian karya didahului
oleh studi pustaka dan studi lapangan
Sikap Ilmiah :
►Ingin tahu
►Kritis
►Terbuka
►Obyektif
►Menghargai orang lain
►Berani mempertahankan kebenaran
►Menjangkau ke depan
Ciri-ciri Karangan Ilmiah :
►Menyajikan fakta obyektif
►Penulisan cermat
►Tidak mengejar keuntungan pribadi
►Sistematis
►Tidak emotif
►Selalu didukung oleh data
►Memuat kebenaran
►Tidak melebih-lebihkan sesuatu
Bahasa Tulis Ilmiah
►Merupakan gabungan dari ragam bahasa tulis dan ragam bahasa ilmiah
►Ragam bahasa tulis
- Kosa kata yang digunakan dipilih dengan cermat
- Pembentukan kata dilakukan dengan sempurna
- Dibentuk dengan struktur yang lengkap
- Paragraf dikembangkan dengan satu dan padu
►Ragam bahasa Ilmiah
- Cendikia
- Lugas
- Jelas
- Formal
- Bertolak dari gagasan
- Obyektif
- Konsisten
Pertemuan 12-13
(Kutipan, Catatan Kaki, Daftar Pustaka)
A. KUTIPAN
Pinjaman pendapat dari seseorang, baik yang berupa tulisan dalam buku, majalah, surat khabar, jurnal, bentuk tulisan lainnya, serta dalam bentuk lisan, seperti hasil pidato dan sebagainya.
Fungsi:
Landasan teori
Penguat pendapat penulis
Penjelasan suatu uraian
Bahan bukti untuk menunjang uraian
Ada 2 cara mengutip yaitu:
1. Kutipan langsung
2. Kutipan tidak langsung
1. Kutipan langsung
Mengutip pendapat/buah pikiran orang lain seperti aslinya.
a. Kurang dari 40 kata
Merupakan bagian dari teks dan ditulis
diantara tanda kutip (“…..”) dengan diikuti nama
pengarang, tahun dan halaman
Mis:
1) “… naskah …” (Nasution, 2000:12). atau
2) Nasution (2000:12) menyimpulkan “ … naskah …”.
b. Lebih dari 40 kata
Ditulis terpisah dari teks yang mendahului dan dimulai pd ketukan ke 6 dr tepi kiri dengan spasi tunggal
Contoh:
Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara (Keraf, 1983:3).
2. Kutipan tidak langsung
- Mengutip pendapat/buah pikiran orang lain dengan bahasa penulis sendiri
- Dalam kutipan ini telah terjadi perubahan bahasa dari aslinya dan diutarakan dengan gaya bahasa penulis.
- Untuk menunjukkan bahwa naskah tersebut kutipan, diikuti dengan nama pengarang dan tahun
a. Nama pengarang disebut terpadu dalam teks
Contoh:
Nasution (2000:3), tidak menduga bahwa mahasiswa semester kelima lebih aktif dalam berorganisasi daripada mahasiswa semester ketujuh.
b. Nama pengarang disebut dalam tanda kurung
Misalnya:
Mahasiswa semester kelima ternyata lebih aktif dalam berorganisasi dari mahasiswa semester ketujuh (Nasution, 2000:3).
B. CATATAN KAKI
1. Fungsi
Menunjukkan sumber informasi bagi pernyataan ilmiah yang terdapat dalam tulisan ilmiah.
2. Pemakaian
- Mendukung keabsahan penemuan atau pernyataan
- Referensi silang, yaitu petunjuk yang menyatakan pada bagian mana/halaman berapa, hal yang sama dibahas di dalam tulisan
3. Penomoran
- Menggunakan angka arab (1,2, dan seterusnya) di bagian belakang yang diberi catatan kaki dan ditulis dengan teknik superscripts.
4. Penempatan
- Langsung di belakang bagian yang diberi catatan kaki.
- Yang umum adalah meletakkan di bagian bawah halaman atau pada akhir bab.
Ibid
Singkatan dari Ibidum = sama dengan diatas.
Ibid dipakai apabila kutipan diambil dari sumber yang sama dengan yang langsung mendahului (tidak disela oleh sumber lain), meskipun antara kedua kutipan itu terdapat beberapa halaman.
Ibid tanpa nomor halaman dipakai bila bahan yang dikutip diambil dari nomor halaman yang sama.
jika bahan yang diambil (dikutip) dari nomor halaman yang berbeda, maka digunakan ibid dengan nomor halamannya.
Ibid tidak boleh dipergunakan bilamana diantara dua sumber terdapat sumber lain, dan dalam hal ini dipakai op.cit. atau loc.cit.
Contoh Ibid.:
22. Kuntjoro Purbopranoto, 1978, Beberapa Catatan Hukum Tata Pemerintahan dan Peradilan administrasi Negara. Cet. II, Alumni, Bandung,h.86.
23. Ibid. (berarti dikutip dari buku di atas dengan halaman yang sama).
24. Ibid, h. 90. (berarti halamannya berbeda)
op.cit
Singkatan dari opere citati = karya yang telah dikutip.
Dipakai untuk menunjuk kepada sumber yang telah disebut sebelumnya dengan lengkap tetapi telah
diselingi oleh sumber lain. Pemakaian op.cit harus diikuti nomor halaman yang berbeda.
Kalau dari seorang penulis telah disebut dua macam buku atau lebih, maka untuk menghindarkan
kekeliruan harus dijelaskan buku mana yang dimaksudkan dengan mencantumkan nama penulis diikuti angka romawi besar (I, II, III, IV, ……….dst) pada “footnote” sesudah tahun penerbitan di antara dua tanda kurung.
18. Sudargo Gautama, 1973, Hukum Agraria Antar Golongan
Alumni Bandung, (selanjutnya disingkat Sudargo Gautama I), h.131.
19. Sudargo Gautama, 1973, Masalah Agraria. Berikut Peraturan-peraturan dan Contoh contoh. Cet ke II Alumni Bandung, (selanjutnya disingkat Sudargo Gautama II), h. 98.
20. Sudigdo Harjo Sudarmo, 1970, Masalah Tanah di Indonesia, Suatu Studi Di sekitar Pelaksanaan Land Reform, Di Jawa dan Madura. Bhatara, Jakarta, h. 54.
21. Sudargo Gautama I, op.cit, h. 139.
- Op.cit yang dikuti adalah dari karya Sudargo Gautama dalam “footnote” nomor 18 (bukan 19).
- Ketentuan ini juga berlaku dalam pemakaian loc.cit. Bilamana mengutip dari seorang pengarang yang menulis dua buku atau lebih.
loc.cit
Singkatan dari loco citati = tempat yang telah dikutip.
dipergunakan kalau menunjuk kepada halaman yang sama dari suatu sumber yang telah disebut
sebelumnya dengan lengkap, tetapi diselingi oleh sumber lain.
Nomor halaman tidak dicantumkan dalam penggunaan loc.cit, oleh karena nomor halaman itu
dengan sendirinya sama dengan nomor halaman dalam karya yang disebut sebelumnya.
Contoh loc.cit :
26. E. Utrecht, 1960, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia. Cet. IV, Iktiar, Jakarta, h.176.
20. Sudigdo Harjo Sudarmo, 1970, Masalah Tanah diIndonesia, Suatu Studi Di sekitar Pelaksanaan LandReform, Di Jawa dan Madura. Bhatara, Jakarta, h. 54.
27. E. Utrecht, loc.cit.
Contoh loc.cit :
18. Sudargo Gautama, 1973, Hukum Agraria Antar Golongan Alumni Bandung, (selanjutnya disingkat Sudargo Gautama I), h.131.
19. Sudargo Gautama, 1973, Masalah Agraria. BerikutPeraturan-peraturan dan Contoh contoh. Cet ke II Alumni Bandung,(selanjutnya disingkat Sudargo Gautama II), h. 98.
20. Sudigdo Harjo Sudarmo, 1970, Masalah Tanah di Indonesia,Suatu Studi Di sekitar Pelaksanaan Land Reform, Di Jawa danMadura. Bhatara, Jakarta, h. 54.
21. Sudargo Gautama I, op.cit.
C. DAFTAR RUJUKAN/ REFERENSI/ DAFTAR PUSTAKA
- Merupakan daftar acuan/daftar rujukan yang dirujuk oleh penulis dalam karya tulis ilmiahnya
- Merupakan bagian dari sikap ilmiah
- Memerlukan kecermatan & ketelitian
Format Vancouver
- Menggunakan cara penomoran (pemberikan angka) yang berurutan untuk menunjukkan rujukan pustaka (sitasi).
- Dalam daftar pustaka, pemunculan sumber rujukan dilakukan secara berurut menggunakan nomor sesuai kemunculannya sebagai sitasi dalam naskah tulisan
- Sistem ini beserta variasinya banyak digunakan di bidang kedokteran dan kesehatan.
Format Harvard
Sistem Harvard menggunakan nama penulis dan tahun publikasi dengan urutan pemunculan
berdasarkan nama penulis secara alfabetis. Publikasi dari penulis yang sama dan dalam tahun yang sama ditulis dengan cara menambahkan huruf a, b, atau c dan seterusnya tepat di belakang tahun publikasi (baik penulisan dalam daftar pustaka maupun sitasi dalam naskah tulisan). Alamat Internet ditulis menggunakan huruf miring.
Membuat daftar rujukan :
- Urutan penulisan rujukan adalah: nama pengarang,
tahun, judul, kota terbit, penerbit.
- Penulisan pengarang diawali nama keluarga
- Urutan penulisan dipisahkan dengan sparator dengan titik (.) atau koma (,).
- Judul ditulis huruf miring (italic) atau garis bawah (underline)
- Pada daftar rujukan, rujukan ditulis urut abjad nama pengarang
- Jarak antar rujukan 2 spasi, sedang antar baris dalam 1 rujukan 1 spasi
B. Membuat daftar rujukan
Contoh:
- Alexander, Shirley. (1995). Teaching and Learning on the World Wide Web (Online). http://ausweb.scu.edu.au/aw95/education2/alexander (accessesd 26 February 2006).
- Baron, A E and Orwig,G W. (1995). Multimedia Technologies for Training: An Introduction. Englewood: Cliffs,Libraries Unlimited Inc.
Bila referensi berupa buku :
- Abruzzie, A. (1956). Work, Workers and Work Measurement. New York: Columbia University Press.
- Adler, A. (1924). Individual Psychology. New York.: Harcourt Brace and World Inc.,
Bila referensinya berupa Jurnal, Buletin, Majalah, Prosiding, dan Penerbitan Berkala :
- Dwirianti, D. (2005). Penggunaan Biji Moringa Oleifera Lam dan Membran Mikro Filtrasi sebagai Alternatif Pengolahan Lindi, Jurnal Kimia Lingkungan 7 (1):7-12.
- Dwirianti, D., Salim, M.R. and Ujang, Z. (2001). Sulphur Cycle on Membrane Bioreactor, IWA Conference on Water and Wastewater Management for Developing Countries Proceeding, Putra World Trade Centre, Kuala Lumpur, Malaysia, 29-31 October.
Bila referensinya berupa Surat Kabar :
Bila pada surat kabar tersebut tidak dicantumkan nama penulisnya, dan artikelnya berupa berita umum pada surat kabar tersebut, dapat dituliskan nama surat kabar dan tanggal penerbitannya.
- Ampera (Jakarta), 21 April 1964.
- Berita Yudha (Semarang), 30 Djuni 1966.
- Jakarta Times, July 1967-June, 1968.
Berupa TA, Thesis atau Disertasi :
- Dwirianti,D. (2002). Membrane Bioreactor for High- Sulphur Wastewater Treatment. Unpublished
Thesis. Postgraduate Programme. Universiti Teknologi Malaysia.
Satu pengarang dengan 3 buku yang diterbitkan pada tahun yang sama :
- Badarusamsi, A. (1989 a). Pengantar Mekanika Teknik Untuk Teknik Sipil. Surabaya: Erlangga.
- Badarusamsi, A. (1989 b). Mekanika Teknik Lanjutan Untuk Teknik Sipil. Jakarta:Balai Pustaka.
Editor/penyunting sebagai “pengarang” dan Terjemahan :
- Von Hallberg, R., editor .(1984). Conons, University of Chicago Press, Chicago.
- Dick, H.W. (1990). Industri pelayaran Indonesia : Kompetisi dan Regulasi, Diterjemahkan oleh
Burhanuddin A. Jakarta: LP3ES.
ALINEA / PARAGRAF
Alinea / Paragraf
Satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat.
Tetapi dimungkinkan juga alinea yang hanya satu kalimat.
Contoh :
Otakku penuh, badanku lemah tak bertenaga. Aku bingung, tak tahu harus bagaimana menghadapinya. Aduh…, bagaimana aku menghadapi hari esok?
Malam semakin larut, aku masih tetap duduk disini memikirkan semuanya.
Berdasarkan fungsinya, struktur alinea diklasifikasikan dalam 2 macam :
1. Kalimat topik/kalimat pokok
2. Kalimat penjelas/pendukung
Ciri-ciri Kalimat Topik:
1. Mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih lanjut;
2. Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri;
3. Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain;
4. Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambungan
Ciri-ciri Kalimat Penjelas
1. Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dari segi arti);
2. Arti kalimat ini kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea;
3. Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi;
4. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh serta data tambahan lain yang bersifat mendukung kalimat topik
Persyaratan Paragraf / Alinea
Perlu kesatuan
Perlu kepaduan.
Kesatuan --> membicarakan satu gagasan
Kepaduan --> seluruh kalimat saling terkait, mendukung gagasan tunggal
Berguna untuk memudahkan dalam memahami pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam suatu karangan.
Jenis Alinea
Menurut posisi kalimat topiknya:
– alinea deduktif
– alinea induktif
– alinea deduktif-induktif
– alinea penuh kalimat topik
Menurut sifat isinya
– alinea persuasif
– alinea argumentatif
– alinea naratif
– alinea deskriptif
– alinea ekspositoris
Menurut fungsinya dalam karangan
– alinea pembuka
– alinea pengembang
– alinea penutup
Pertemuan 9
Pengembangan Alinea
Berkaitan dengan :
►Posisi kalimat topik
►Fungsi alinea
►Sifat informasi yang akan disampaikan (persuatif, argumentatif, naratif, deskriptif, atau ekspositoris)
Metode-metode yang ada dalam Pengembangan Alinea, diantaranya adalah :
►Metode Definisi
►Metode Proses
►Metode Contoh
►Metode Sebab-akibat/ akibat-sebab
►Metode Umum-khusus/ khusus-umum
►Metode Klasifikasi
►Metode Perbandingan
Pertemuan 10
Tema, Topik, Judul Tulisan
Dan
Kerangka Karangan
Tema dapat berarti “sesuatu yang telah diuraikan”
• Berasal dari bahasa Yunani : Thitenai yang berarti “menempatkan” atau “meletakkan”.
• Pengertian tema dapat dilihat dari dua sudut:
– Sudut karangan yang telah selesai
– Sudut proses penyusunan sebuah karangan
• Dari sudut karangan yang telah selesai :
– Tema adalah amanat utama yang diampaikan oleh penulis melalui karangannya
• Dari sudut proses penyusunan karangan :
– Apa pokok pembicaraannya
– Apa tujuan/tesis yang akan dicapai?
– Tema adalah suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik.
Tema merupakan amanat yang akan disampaikan oleh penulis.
• Bisa berupa tema pendek dan tema panjang
• Tema pendek : berbentuk kata/frasa
• Misalnya :
- Cinta
- Kesenjangan sosial
• Tema panjang : berbentuk kata/frasa
- Melalui Semangat Kepedulian Sosial Kita Gencarkan Program Qurban ke Daerah Pelosok
• Tema kegiatan??
yaitu rumusan pemikiran pelaksanaan satu kegiatan yang dijadikan pegangan pokok dalam menjabarkan suatu event.
Topik: pokok pembicaraan/pokok permasalahan.
• Bersifat lebih khusus/konkret karena pada dasarnya merupakan penjabaran lebih lanjut dari tema.
• Ciri-ciri topik:
– Bersifat umum dan belum terurai
– Harus sesuatu yang nyata/tidak boleh abstrak
Contoh Topik
• Topik : Dampak Buruk Aborsi
• Tujuan : Membuktikan dampak buruk aborsi ditinjau dari sudut kesehatan dan moral.
Tema & Topik
• Contoh:
– Tema : Emansipasi Wanita
– Topik:
• Kedudukan dan kesempatan bagi wanita untuk mengembangkan eksistensi belum sepenuhnya terbuka lebar
• Perlakuan yang tidak layak dari seorang suami kepada istrinya merupakan pelecehan terhadap martabat wanita.
– Tema : Mahasiswa Indonesia Cerdas dan Berkarakter
– Topik :
• Pendidikan untuk Semua
• Kebudayaan dan Kreativitas Masyarakat
Pertemuan 11
Penulisan Karangan Ilmiah
Macam Karangan :
► Karangan non ilmiah : karangan yang tidak terikat pada karangan baku
Misal: anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman, dan naskah drama
► Karangan semi ilmiah atau ilmiah populer: karakteristiknya berada di antara ilmiah dan non-ilmiah
Misal: artikel, editorial, opini, reportase
► Karangan ilmiah: memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan penggunaan bahasa.
Misal: makalah, laporan, skripsi, tesis, disertasi
Karangan Ilmiah
►Karangan ilmiah adalah karya tulis yang didalamnya berisi gagasan ilmiah, disusun dengan menggunakan bahasa ilmiah, berdasarkan hasil penyelidikan/fakta-fakta ilmiah, dapat dibuktikan secara empiris, dan ditulis dengan teknik penulisan ilmiah.
►Penyusunan dan penyajian karya didahului
oleh studi pustaka dan studi lapangan
Sikap Ilmiah :
►Ingin tahu
►Kritis
►Terbuka
►Obyektif
►Menghargai orang lain
►Berani mempertahankan kebenaran
►Menjangkau ke depan
Ciri-ciri Karangan Ilmiah :
►Menyajikan fakta obyektif
►Penulisan cermat
►Tidak mengejar keuntungan pribadi
►Sistematis
►Tidak emotif
►Selalu didukung oleh data
►Memuat kebenaran
►Tidak melebih-lebihkan sesuatu
Bahasa Tulis Ilmiah
►Merupakan gabungan dari ragam bahasa tulis dan ragam bahasa ilmiah
►Ragam bahasa tulis
- Kosa kata yang digunakan dipilih dengan cermat
- Pembentukan kata dilakukan dengan sempurna
- Dibentuk dengan struktur yang lengkap
- Paragraf dikembangkan dengan satu dan padu
►Ragam bahasa Ilmiah
- Cendikia
- Lugas
- Jelas
- Formal
- Bertolak dari gagasan
- Obyektif
- Konsisten
Pertemuan 12-13
(Kutipan, Catatan Kaki, Daftar Pustaka)
A. KUTIPAN
Pinjaman pendapat dari seseorang, baik yang berupa tulisan dalam buku, majalah, surat khabar, jurnal, bentuk tulisan lainnya, serta dalam bentuk lisan, seperti hasil pidato dan sebagainya.
Fungsi:
Landasan teori
Penguat pendapat penulis
Penjelasan suatu uraian
Bahan bukti untuk menunjang uraian
Ada 2 cara mengutip yaitu:
1. Kutipan langsung
2. Kutipan tidak langsung
1. Kutipan langsung
Mengutip pendapat/buah pikiran orang lain seperti aslinya.
a. Kurang dari 40 kata
Merupakan bagian dari teks dan ditulis
diantara tanda kutip (“…..”) dengan diikuti nama
pengarang, tahun dan halaman
Mis:
1) “… naskah …” (Nasution, 2000:12). atau
2) Nasution (2000:12) menyimpulkan “ … naskah …”.
b. Lebih dari 40 kata
Ditulis terpisah dari teks yang mendahului dan dimulai pd ketukan ke 6 dr tepi kiri dengan spasi tunggal
Contoh:
Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara (Keraf, 1983:3).
2. Kutipan tidak langsung
- Mengutip pendapat/buah pikiran orang lain dengan bahasa penulis sendiri
- Dalam kutipan ini telah terjadi perubahan bahasa dari aslinya dan diutarakan dengan gaya bahasa penulis.
- Untuk menunjukkan bahwa naskah tersebut kutipan, diikuti dengan nama pengarang dan tahun
a. Nama pengarang disebut terpadu dalam teks
Contoh:
Nasution (2000:3), tidak menduga bahwa mahasiswa semester kelima lebih aktif dalam berorganisasi daripada mahasiswa semester ketujuh.
b. Nama pengarang disebut dalam tanda kurung
Misalnya:
Mahasiswa semester kelima ternyata lebih aktif dalam berorganisasi dari mahasiswa semester ketujuh (Nasution, 2000:3).
B. CATATAN KAKI
1. Fungsi
Menunjukkan sumber informasi bagi pernyataan ilmiah yang terdapat dalam tulisan ilmiah.
2. Pemakaian
- Mendukung keabsahan penemuan atau pernyataan
- Referensi silang, yaitu petunjuk yang menyatakan pada bagian mana/halaman berapa, hal yang sama dibahas di dalam tulisan
3. Penomoran
- Menggunakan angka arab (1,2, dan seterusnya) di bagian belakang yang diberi catatan kaki dan ditulis dengan teknik superscripts.
4. Penempatan
- Langsung di belakang bagian yang diberi catatan kaki.
- Yang umum adalah meletakkan di bagian bawah halaman atau pada akhir bab.
Ibid
Singkatan dari Ibidum = sama dengan diatas.
Ibid dipakai apabila kutipan diambil dari sumber yang sama dengan yang langsung mendahului (tidak disela oleh sumber lain), meskipun antara kedua kutipan itu terdapat beberapa halaman.
Ibid tanpa nomor halaman dipakai bila bahan yang dikutip diambil dari nomor halaman yang sama.
jika bahan yang diambil (dikutip) dari nomor halaman yang berbeda, maka digunakan ibid dengan nomor halamannya.
Ibid tidak boleh dipergunakan bilamana diantara dua sumber terdapat sumber lain, dan dalam hal ini dipakai op.cit. atau loc.cit.
Contoh Ibid.:
22. Kuntjoro Purbopranoto, 1978, Beberapa Catatan Hukum Tata Pemerintahan dan Peradilan administrasi Negara. Cet. II, Alumni, Bandung,h.86.
23. Ibid. (berarti dikutip dari buku di atas dengan halaman yang sama).
24. Ibid, h. 90. (berarti halamannya berbeda)
op.cit
Singkatan dari opere citati = karya yang telah dikutip.
Dipakai untuk menunjuk kepada sumber yang telah disebut sebelumnya dengan lengkap tetapi telah
diselingi oleh sumber lain. Pemakaian op.cit harus diikuti nomor halaman yang berbeda.
Kalau dari seorang penulis telah disebut dua macam buku atau lebih, maka untuk menghindarkan
kekeliruan harus dijelaskan buku mana yang dimaksudkan dengan mencantumkan nama penulis diikuti angka romawi besar (I, II, III, IV, ……….dst) pada “footnote” sesudah tahun penerbitan di antara dua tanda kurung.
18. Sudargo Gautama, 1973, Hukum Agraria Antar Golongan
Alumni Bandung, (selanjutnya disingkat Sudargo Gautama I), h.131.
19. Sudargo Gautama, 1973, Masalah Agraria. Berikut Peraturan-peraturan dan Contoh contoh. Cet ke II Alumni Bandung, (selanjutnya disingkat Sudargo Gautama II), h. 98.
20. Sudigdo Harjo Sudarmo, 1970, Masalah Tanah di Indonesia, Suatu Studi Di sekitar Pelaksanaan Land Reform, Di Jawa dan Madura. Bhatara, Jakarta, h. 54.
21. Sudargo Gautama I, op.cit, h. 139.
- Op.cit yang dikuti adalah dari karya Sudargo Gautama dalam “footnote” nomor 18 (bukan 19).
- Ketentuan ini juga berlaku dalam pemakaian loc.cit. Bilamana mengutip dari seorang pengarang yang menulis dua buku atau lebih.
loc.cit
Singkatan dari loco citati = tempat yang telah dikutip.
dipergunakan kalau menunjuk kepada halaman yang sama dari suatu sumber yang telah disebut
sebelumnya dengan lengkap, tetapi diselingi oleh sumber lain.
Nomor halaman tidak dicantumkan dalam penggunaan loc.cit, oleh karena nomor halaman itu
dengan sendirinya sama dengan nomor halaman dalam karya yang disebut sebelumnya.
Contoh loc.cit :
26. E. Utrecht, 1960, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia. Cet. IV, Iktiar, Jakarta, h.176.
20. Sudigdo Harjo Sudarmo, 1970, Masalah Tanah diIndonesia, Suatu Studi Di sekitar Pelaksanaan LandReform, Di Jawa dan Madura. Bhatara, Jakarta, h. 54.
27. E. Utrecht, loc.cit.
Contoh loc.cit :
18. Sudargo Gautama, 1973, Hukum Agraria Antar Golongan Alumni Bandung, (selanjutnya disingkat Sudargo Gautama I), h.131.
19. Sudargo Gautama, 1973, Masalah Agraria. BerikutPeraturan-peraturan dan Contoh contoh. Cet ke II Alumni Bandung,(selanjutnya disingkat Sudargo Gautama II), h. 98.
20. Sudigdo Harjo Sudarmo, 1970, Masalah Tanah di Indonesia,Suatu Studi Di sekitar Pelaksanaan Land Reform, Di Jawa danMadura. Bhatara, Jakarta, h. 54.
21. Sudargo Gautama I, op.cit.
C. DAFTAR RUJUKAN/ REFERENSI/ DAFTAR PUSTAKA
- Merupakan daftar acuan/daftar rujukan yang dirujuk oleh penulis dalam karya tulis ilmiahnya
- Merupakan bagian dari sikap ilmiah
- Memerlukan kecermatan & ketelitian
Format Vancouver
- Menggunakan cara penomoran (pemberikan angka) yang berurutan untuk menunjukkan rujukan pustaka (sitasi).
- Dalam daftar pustaka, pemunculan sumber rujukan dilakukan secara berurut menggunakan nomor sesuai kemunculannya sebagai sitasi dalam naskah tulisan
- Sistem ini beserta variasinya banyak digunakan di bidang kedokteran dan kesehatan.
Format Harvard
Sistem Harvard menggunakan nama penulis dan tahun publikasi dengan urutan pemunculan
berdasarkan nama penulis secara alfabetis. Publikasi dari penulis yang sama dan dalam tahun yang sama ditulis dengan cara menambahkan huruf a, b, atau c dan seterusnya tepat di belakang tahun publikasi (baik penulisan dalam daftar pustaka maupun sitasi dalam naskah tulisan). Alamat Internet ditulis menggunakan huruf miring.
Membuat daftar rujukan :
- Urutan penulisan rujukan adalah: nama pengarang,
tahun, judul, kota terbit, penerbit.
- Penulisan pengarang diawali nama keluarga
- Urutan penulisan dipisahkan dengan sparator dengan titik (.) atau koma (,).
- Judul ditulis huruf miring (italic) atau garis bawah (underline)
- Pada daftar rujukan, rujukan ditulis urut abjad nama pengarang
- Jarak antar rujukan 2 spasi, sedang antar baris dalam 1 rujukan 1 spasi
B. Membuat daftar rujukan
Contoh:
- Alexander, Shirley. (1995). Teaching and Learning on the World Wide Web (Online). http://ausweb.scu.edu.au/aw95/education2/alexander (accessesd 26 February 2006).
- Baron, A E and Orwig,G W. (1995). Multimedia Technologies for Training: An Introduction. Englewood: Cliffs,Libraries Unlimited Inc.
Bila referensi berupa buku :
- Abruzzie, A. (1956). Work, Workers and Work Measurement. New York: Columbia University Press.
- Adler, A. (1924). Individual Psychology. New York.: Harcourt Brace and World Inc.,
Bila referensinya berupa Jurnal, Buletin, Majalah, Prosiding, dan Penerbitan Berkala :
- Dwirianti, D. (2005). Penggunaan Biji Moringa Oleifera Lam dan Membran Mikro Filtrasi sebagai Alternatif Pengolahan Lindi, Jurnal Kimia Lingkungan 7 (1):7-12.
- Dwirianti, D., Salim, M.R. and Ujang, Z. (2001). Sulphur Cycle on Membrane Bioreactor, IWA Conference on Water and Wastewater Management for Developing Countries Proceeding, Putra World Trade Centre, Kuala Lumpur, Malaysia, 29-31 October.
Bila referensinya berupa Surat Kabar :
Bila pada surat kabar tersebut tidak dicantumkan nama penulisnya, dan artikelnya berupa berita umum pada surat kabar tersebut, dapat dituliskan nama surat kabar dan tanggal penerbitannya.
- Ampera (Jakarta), 21 April 1964.
- Berita Yudha (Semarang), 30 Djuni 1966.
- Jakarta Times, July 1967-June, 1968.
Berupa TA, Thesis atau Disertasi :
- Dwirianti,D. (2002). Membrane Bioreactor for High- Sulphur Wastewater Treatment. Unpublished
Thesis. Postgraduate Programme. Universiti Teknologi Malaysia.
Satu pengarang dengan 3 buku yang diterbitkan pada tahun yang sama :
- Badarusamsi, A. (1989 a). Pengantar Mekanika Teknik Untuk Teknik Sipil. Surabaya: Erlangga.
- Badarusamsi, A. (1989 b). Mekanika Teknik Lanjutan Untuk Teknik Sipil. Jakarta:Balai Pustaka.
Editor/penyunting sebagai “pengarang” dan Terjemahan :
- Von Hallberg, R., editor .(1984). Conons, University of Chicago Press, Chicago.
- Dick, H.W. (1990). Industri pelayaran Indonesia : Kompetisi dan Regulasi, Diterjemahkan oleh
Burhanuddin A. Jakarta: LP3ES.
Resume BI dan TPI Pertemuan 8-13
Resume
BI dan TPI Pertemuan 1-6
Ragam Formal / Baku
Rizky Yanwinarto
10390100023
Pertemuan
1
Konsep
Dasar Bahasa Indonesia
Dua cara berkomunikasi:
1. Secara Verbal
1. Secara Verbal
Dilakukan dengan menggunakan alat / media
bahasa:
• Lisan.
• Tulis.
2. Secara Non verbal
Dilakukan dengan menggunakan media selain
bahasa:
• Simbol
(tanda lalin).
• Isyarat
(lambaian tangan).
• Kode
(morse).
• Bunyi-bunyian
(sirine, kentongan).
FUNGSI BAHASA
Bahasa
berfungsi sebagai alat :
·
Berkomunikasi
·
Mengekspresikan diri.
·
Berintegrasi & beradaptasi social.
·
Kontrol sosial.
RAGAM DAN LARAS
BAHASA
RAGAM BAHASA
Ragam
bahasa yaitu variasi bahasa yang terjadi karena pemakaian bahasa.
Ragam bahasa
dapat dibedakan menjadi 5 :
Berdasarkan
media Pengantarnya :
·
Ragam lisan.
·
Ragam tulis.
Berdasarkan
situasi pemakaiannnya :
·
Ragam formal.
·
Ragam semiformal.
·
Ragam
nonformal.
Beda ragam lisan dengan ragam tulis
Contoh:
Ragam formal :
Saya, Anda, Saudara, Bapak, Ibu, Saudara.
Ragam semiformal :
Aku, Kamu, Bung, Mas, Dik, Mbak.
Ragam nonformal :
Gue,
Ane, Lu, Neng, Situ.
Pemakaian Ragam
Nonformal & Formal
Ragam Formal / Baku
Merupakan ragam tinggi, bersifat
formal.
Memiliki sifat:
Kemantapan dinamisà aturan/kaidah yg tetap dan
seragam.
Cendikiaà logis, masuk akal.
LARAS BAHASA
Laras
bahasa yaitu kesesuaian bahasa yang dipakaidengan fungsi pemakai.bahasa dengan
ciri tertentu yang dipakai (difungsikan) untuk keperluan tertentu.
Macam-macam
laras bahasa:
·
Laras ilmiah.
·
Laras sastra (puisi, cerpen, novel,dll.)
·
Laras jurnalistik (berita, editorial,iklan, dll.)
·
Laras hokum.
·
Laras kedokteran.
·
dll.
Contoh penerapan bahasa :
Ciri Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah:
1.
Menggunakan
ragam formal.
2.
Menggunakan
kalimat efektif, ciri-ciri:
·
Bentuk
gramatikal singkat.
·
Menghindari
bentuk berlebihan.
·
Ada
kesepadanan antara struktur gramatik dengan alur pikir.
3.
Menghindari
makna ambigu (ganda).
4.
Menggunakan
kata / istilah yang bermakna lugas à
menghindari makna kias.
5.
Menghindari
penonjolan persona untuk menjaga objektivitas isi tulisan.
6.
Ada
keselarasan/keruntutan antar proposisi dan antar alinea.
BAHASA INDONESIA
YANG BAIK DAN BENAR
Bahasa yang baik apabila maknanya
dapat dipahami oleh komunikan dan ragamnya sudah sesuai dengan situasi.
Bahasa yang benar adalah bahasa
dengan ragam formal yang mengikuti kaidah baku
Bahasa yang baik dan benar adalah
bahasa yang maknanya dapat dipahami dan sesuai dengan situasi pemakainya serta
tidak menyimpang dari kaidah yang telah dibakukan
Contoh:
·
Kelas
ini mesti dibikin bersih.
·
Buku
itu saya sudah baca.
·
Rumahnya
paman habis terbakar
·
Bagi
yang malas belajar jangan masuk kelas ini!
·
Ini
hari mati lampu
·
Tolong
hidupkan robot itu!
·
Dia
memang pengrusak rumah itu
·
Menjelang
lebaran Dina membeli sebuah baju
Pertemuan 2
Pertemuan 2
TATA EJAAN DAN
PILIHAN KATA
EJAAN dan
MENGEJA
Ejaan ≠ Mengeja
Seperangkat aturan/kaidah
pelambangan bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan dan penulisannya dalam suatu
bahasa.
Mengeja : kegiatan melafalkan
huruf, suku kata, atau kata.
Ejaan = rambu-rambu yang harus dipatuhi.
Mengeja = pelafalan sesuai rambu
yang ditentukan.
Ruang Lingkup EYD
1. Pemakaian huruf
2. Penulisan huruf
3. Penulisan kata
4. Penulisan unsur serapan
5. Pemakaian tanda baca
(pungtuasi)
Pemakaian Huruf
Membicarakan masalah yang
mendasar dari suatu bahasa :
~ Abjad
~ Vokal
~ Konsonan
~ Pemenggalan
~ Nama diri
Pemakaian Huruf
~ Abjad (a,b, c,… z -- A, B, C, …
Z)
~ Vokal (a, i, u, e, o -- A, I,
U,E, O)
Diftong (gabungan dua vokal) à ai, au, oi à menciptakan bunyi yang berbeda dengan
lafal
aslinya.
Contoh:
saudara, bantai (bantay), kacau
(kacaw), amboi (amboy) àdiftong mulai,
namai, semua à bukan diftong
(diucapkan ai)
~ Ramai
~ Pulau
~ Limau
~ Pandai
~ warnai
~ semua
~ Bau
Pemakaian Huruf
~
Konsonan
(b, c, d, … -- B, C, D,…)
Diagraf (gabungan konsonan) à kh, ng, ny, sy
Contoh:
khusus, ngilu, anyam, syair
Pemakaian Huruf
~
Pemenggalan
1. Pemenggalan kata dasar
a. Jika di tengah kata ada dua
huruf vokal berurutan
contoh: di-a, do-a, ta-at
b. Jika di tengah kata ada huruf
konsonan
contoh: ta-bu, ka-wan, ca-tur
c. Jika di tengah kata ada dua
huruf konsonan berurutan
contoh: ap-ril, swas-ta, han-dal
d. Jika di tengah kata ada tiga
atau lebih huruf konsonan
contoh: ab-sor-bsi, kon-klu-si,
in-struk-si
Pemakaian Huruf
~
Pemenggalan
2. Pemenggalan imbuhan
awalan dan akhiran, yang ditulis
serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal:
contoh: ba-ca-lah, me-la-ri-kan, pra-sa-ra-na
Pemakaian Huruf
~
Pemenggalan
3. Pemenggalan kata gabungan
kata yang terdiri lebih dari satu
unsur, dapat dipenggal:
contoh: bio-data atau bio-da-ta,
intro-speksi atau in-tro-spek-si
Pemakaian Huruf
~
Pemenggalan
4. Pemenggalan khusus
kata yang mengandung sisipan
(-el, -er, -em, -in), dapat dipenggal:
Pemakaian Huruf
~
Nama
diri
Penulisan nama diri harus
mengikuti EYD, kecuali ada pertimbangan khusus.
contoh:
1. Pemakaian biasa
Rumahnya di Jalan Pajajaran
No. 5.
Ia berkantor di Jalan Budi
Utomo.
2. Pemakaian dengan pertimbangan
khusus
Ayahku dosen Universitas
Padjadjaran Bandung
Perkumpulan Boedi Oetomo didirikan
pada tahun 1908
Pemakaian Huruf
~
Nama
diri
Untuk penulisan kata biasa bukan
nama diri, untuk unsur kimia x ditulis seperti apa adanya, selain
itu x diganti ks.
contoh:
1. Unsur kimia, ditulis apa
adanya
xenon (unsur kimia), Sinar
x (istilah ilmu pengetahuan)
x1, x2, x- (istilah dalam
matematika), satuan volt, watt
2. Kata-kata biasa bukan nama
diri
export ditulis ekspor,
extra ditulis ekstra,
complex ditulis kompleks,
taxi ditulis taksi
Pemakaian Huruf
~
Nama
diri
Penulisan nama orang berlaku
ketentuan khusus, yaitu mengikuti kebiasaan orang yang punya nam meskipun menyalahi
EYD.
contoh:
Judi Yudi Yudhi
Judie Yoedie Yudhie
Judy Yudy Yoedhy
Judhy Yoedy Yoedhie
Penulisan Huruf
~
Huruf
Kapital
1.
Dipakai
untuk huruf pertama awal kalimat.
2.
Dipakai
untuk huruf pertama petikan langsung.
3.
Dipakai
untuk huruf pertama ungkapan yang berhubungan dengan Tuhan (Yang Mahakuasa,
Quran, Weda, hamba-Mu,..).
4.
Dipakai
untuk huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan yang
diikuti nama (Raden …, Haji …,Nabi…, dll.).
5.
Dipakai
untuk huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang/pengganti
nama orang/instansi/nama tempat (Presiden Yudoyono, Menteri Pertanian, Gubernur
Bali).
6.
Dipakai
untuk huruf pertama unsur nama orang (Budi Luhur)
7.
Dipakai
untuk huruf pertama nama bangsa, suku bangsa dan bahasa (Melayu,Tionghoa,..)
Contoh:
….suku Bugis, …bahasa Jepang
keInggris-Inggrisan,
menJawakan bahasa Indonesia àX
8.
Dipakai
untuk huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya dan peristiwa
sejarah
9.
Dipakai
untuk huruf pertama nama khas dalam geografi (Teluk Bayur, Gunung Semeru, Danau
Toba, dll)
10.
Dipakai
untuk huruf pertama semua unsur nama negara, badan/lembaga pemerintahan,
ketatanegaraan,serta nama dokumen resmi (Undang-Undang Dasar 1945, Departemen
Agama RI, dll)
Contoh:
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia menurut undang-undang,
perbuatan itu melanggar hukum.
11.
Dipakai
untuk huruf pertama unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama
badan/lembaga (Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial)
12.
Dipakai
untuk huruf pertama semua kata nama buku, majalah, surat kabar dan judul
karangan.
13.
Dipakai
untuk huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan (Bapak, Ibu, Paman,
Kakak, dll.).
14.
Dipakai
untuk huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, sapaan (Jend., Sdr.,
M.M., dll.)
15.
Dipakai
untuk huruf pertama kata ganti anda.
Penulisan Huruf
~
Huruf
Miring
1. Huruf miring dalam cetakan
dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, surat kabar yang dikutip dalam
karangan.( majalah Prisma, tabloid Nova)
2. Huruf miring dalam cetakan
dipakai untuk menegaskan tau mengkhususkan.(dia muka menipu tapi ditipu)
3. Huruf miring dalam cetakan
dipakai untuk kata nama ilmiah atau ungkapan asing (nama ilmiah
padi adalah oriza sativa)
Penulisan Kata
~ Kata Dasar
~ Kata Turunan
~ Bentuk Ulang
~ Gabungan Kata
~ Kata Depan di, ke, dari
~ Kata Sambung si, sang
~ Singkatan dan akronim
~ Angka & Lambang Bilangan
~ Kata Dasar
Ditulis sebagai satu kesatuan
Misal:
Buku itu sudah
saya baca
Kalimat di atas dibentuk dari 5
kata dasar
~
Kata
Turunan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran)
ditulis serangkai dengan kata dasarnya
Misal:
ketetapan
sentuhan
mempertanyakan
2. Kata dasar berupa gabungan kata, awalan/akhiran
ditulis serangkai dengan kata dasar
Misal:
diberi tahu
bertanda tangan
beri tahukan
3. Kata dasar berupa gabungan kata, awalan
dan akhiran sekaligus, ditulis serangkai dengan kata dasar.
Misal:
memberitahukan
ditandatangani
melipatgandakan
~ Bentuk Ulang
ditulis secara lengkap dengan
mengunakan tanda hubung
Misal:
anak-anak
berjalan-jalan
porak-poranda
~ Gabungan Kata
1. Gabungan kata (kata majemuk),
unsurunsurnya
ditulis terpisah.
Misal:
duta besar
kerja sama
meja tulis
luar biasa
2. Gabungan kata yang mungkin
menimbulkan salah pengertian, ditulis dengan tanda hubung.
Misal:
alat pandang-dengar
anak-istri saya
orang-tua muda
kaki-tangan penguasa
3. Gabungan kata yang hubungannya
sangat padu, ditulis serangkai (tidak dirasakan sbg dua kata)
Misal:
acapkali
apabila
bagaimana
barangkali
4. Salah
satu unsur gabungan kata dipakai dalam kombinasi, ditulis serangkai (tidak
dirasakan sbg dua kata)
Misal:
biokimia
antarkota
caturtungal
mahasiswa
~ Kata Ganti ku, kau, mu, nya
Kata ganti ku dan kau (dari
aku dan engkau) ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya
Misal:
aku bawa
aku ambil
engkau bawa
engkau ambil
~ Kata Depan di, ke, dari
Kata depan di, ke, dari ditulis
terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali dalam gabungan kata yang dianggap
sbg satu kata
Misal:
di sini di
mana di rumah
ke luar ke
dalam ke depan
kepada daripada kemari
Dia berasal dari keluarga terpelajar
Catatan: di sbg
awalan ≠ di sbg kata depan
~ Kata
Sambung si, sang
kata si dan sang ditulis
terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misal:
BENAR SALAH
si kecil sikecil
si hitam sihitam
sang diktator sangdiktator
sang raja sangraja
Penulisan kata
~ Partikel
a. Partikel lah dan kah
ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya
Misal: pergilah …….
siapakah ……
b. Partikel per yang
berarti demi atau tiap ditulis terpisah dengan kata yang mendahului atau
mengikutinya
Misal: ….. masuk ruang satu per
satu….
….. Rp 10.000 per meter ….
Partikel pun ditulis terpisah
dengan kata yang mendahuluinya
Misal: Hendak tidur pun aku
…….
Satu kali pun dia belum
pernah ….
Catatan:
Kelompok yang dianggap padu
ditulis serangkai
Misal: Adapun sebab-sebab
dari ….
Bagaimanapun juga akan
lebih …
~ Singkatan dan akronim
a. Menyingkat satu kata pakai
satu titik
Misal: nomor disingkat no.
halaman disingkat hal
.
b. Menyingkat dua kata pakai dua
titik
Misal: atas nama disingkat a.n.
opere citato disingkat op.cit.
Catatan:
Singkatan nama dari huruf awal
tanpa titik
Misal: Perseroan Terbatas
disingkat PT
Amerika Serikat disingkat AS
c. Menyingkat tiga kata atau
lebih pakai satu titik
Misal: dan kawan-kawan disingkat
dkk.
yang akan datang disingkat yad.
Catatan:
Singkatan nama yang terbentuk
dari gabungan huruf awal kata ditulis tanpa titik
Misal: BUMN (Badan Usaha Milik
Negara)
BPS (Biro Pusat Statistik)
d. Lambang kimia, satuan ukuran,
takaran, timbangan dan mata uang tidak diikuti titik
Misal: sentimeter disingkat cm
kilovolt-ampere disingkat KVA
~ Singkatan dan Akronim
a. Akronim nama diri yang berupa
gabungan huruf awal dari deret kata à
ditulis semua
Misal:
FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik)
KONI (Komite Olahraga Nasional
Indonesia)
b. Akronim nama diri yang berupa
gabungan huruf/suku kata dari deret kata à
huruf awal
ditulis dengan huruf kapital
Misal:
Kadin (Kamar Dagang dan Industri)
Bappenas (Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional)
c. Akronim yang bukan nama diri
yang berupa gabungan huruf/suku kata/huruf dan suku kata dari deret kata àsemuanya ditulis dengan huruf
kecil tanpa titik
Misal:
radar (radio directing and
ranging)
rapim (rapat pimpinan)
rudal (peluru kendali)
~ Angka & Lambang Bilangan
a. Dipakai untuk menyatakan
lambang bilangan nomor.
b. Digunakan untuk menyatakan:
- ukuran panjang, berat, isi (3
ons, 4 hektar)
- satuan waktu (pukul 15.30)
- nilai uang (500 Yen)
- kuantitas (jumlah)
c. Dipakai untuk melambangkan
nomor (jalan, rumah, apartemen, kamar pada alamat, dll.)
Jalan Kedung Baruk 98 Surabaya
d. Digunakan untuk menomori
bagian karangan dan ayat dalam kitab suci, Undang-Undang, peraturan, dll.
Bab X, Pasal 5, halaman 300
~ Penulisan
Unsur Serapan
~ Unsur serapan diambil dari
bahasa daerah dan bahasa asing
~ Berdasar integritasnya, unsur
serapan dibagi menjadi:
a. Belum sepenuhnya terserap
kedalam bahasa Indonesia, pengucapannya masih mengikuti cara asing.
Misal: reshuffle
shuttle cock
b. Pengucapan dan penulisannya
disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia
Misal:
haemoglobin menjadi
hemoglobin
authentic menjadi autentik
colonel menjadi kolonel
central menjadi sentral
technique menjadi teknik
~ Pemakaian
Tanda Baca
1. Tanda titik (.)
2. Tanda koma (,)
3. Tanda titik koma (;)
4. Tanda titik dua (:)
5. Tanda hubung (-)
6. Tanda pisah ()à panjangnya dua kali anda hubung
7. Tanda elipis (…)
8. Tanda tanya (?)
9. Tanda seru (!)
10. Tanda kurung ((…))
11. Tanda kurung siku ((…))
12. Tanda petik (“…”)
13. Tanda petik tunggal ((‘…’))
14. Tanda garis miring (/)
15. Tanda penyingkat atau
apostrop (‘)
PILIHAN KATA/DIKSI
DIKSI
~ Penggunaan kata dalam berbagai kesempatan
harus memperhitungkan ketepatan dan kesesuaiannya.
~ Tepat --> makna, logika,
maksud
~ Sesuai --> konteks social
~Fungsi Diksi
a.Melambangkan gagasan yang
diekspresikan secara verbal.
b.Membentuk gaya ekspresi yang
tepat sehingga dapat diterima dengan tepat oleh pembaca.
~ komunikasi
berjalan baik
~ Suasana tepat
~ Mencegah
perbedaan tafsiran
~ Syarat ketepatan pemilihan kata
~Syarat
ketepatan pemilihan kata :
~makna Denotatif
& Konotatif
~Kata Umum &
Khusus
~Kata Konkret
dan Abstrak
~Pemakaian kata
penghubung berpasangan
~ Makna Denotatif & Konotatif
~ Makna Denotatif :
Kata yang rujukannya tunggal atau
makna kata yang sebenarnya, makna yang tidak
memberikan peluang pada pembaca untuk
memberikan makna tambahan.
Contoh:
Wajahnya cantikàmenunjukkan paras/rupa
Adik menggambar segitigaàmenunjukkan
bentuk segitiga
~ Makna Konotatif:
Makna yang mengandung
asosiasi-asosiasi tambahan, makna yang tidak sebenarnya
Contoh :
- Gol yang cantikàbola yang menggelinding
dan sangat susah untuk ditebak
oleh kiper
- Wajah berbentuk segitigaàtidak runcing di ujung sisi-sisinya.
Hanya jika ditarik garis lurus
akan terlihat seperti bentuk segitiga
Kata Umum & Khusus
~ Kata umum/subordinat : acuannya
lebih luas
Contoh : Ikan àbermacam-macam jenis ikan
~ Kata khusus/hiponim : acuannya
lebih khusus
Contoh : lele, tunaànama jenis ikan
~Semakin luas ruang lingkup suatu
kata, maka makin umum sifatnya. Makin umum suatu kata, makin terbuka
kemungkinan salah dalam pemaknaannya.
~Mis: berjalan pelan, lebih umum
dibanding berjalan perlahan-lahan
~ Kata Konkret & Abstrak
~Kata konkret : kata yang mudah
diserap pancaindra
Contoh: meja, rumah, air, cantik,
hangat, wangi, suara
~Kata Abstrak: Tidak mudah
diserap pancaindra
Contoh: keinginan, angan-angan, perdamaian,
kebahagiaan
~ Kata Penghubung Berpasangan
~
Jarak
antara Surabaya dengan Sidoarjo hanya 27 km.
~
Ia tidak
memerlukan hadiah uang, melainkan barang
~
Baik
anak
ataupun cucu semua datang di pesta itu.
~
Bukan
aku
yang tidak mau, tetapi dia yang tidak suka
~
antara
….
dan …
~
tidak
…,
tetapi …
~
baik
….maupun
…..
~
bukan
…,
melainkan …..
Pertemuan 3
Unsur Kalimat
Unsur kalimat adalah unsur sintaksis (jabatan kata/peran kata) yang terdiri dari:
- Subjek (S)
- Predikat (P)
- Objek (O)
- Pelengkap (Pel)
- Keterangan (Ket)
Pertemuan 3
Unsur Kalimat
Unsur kalimat adalah unsur sintaksis (jabatan kata/peran kata) yang terdiri dari:
- Subjek (S)
- Predikat (P)
- Objek (O)
- Pelengkap (Pel)
- Keterangan (Ket)
Kenapa kalimat (SPOPK) menjadi kajian
dalam penulisan ilmiah?
• Melalui kalimatlah karya ilmiah
atau gagasan ilmiah akan ditulis atau diinformasikan.
• Kalimat terdiri dari: huruf,
kata, frasa (kelompok kata), tanda baca --> kadang
tidak bermakna.
– contoh --> adakah maknanya?
• Kata dan frasa tidak mempunyai
struktur dan tidak dapat mengungkapkan maksud dengan jelas, kecuali sebagai
kalimat minor --> –
contoh àtidak, tidak mau
SUBJEK
• Bagian kalimat yang menunjukkan
pelaku, sosok (benda), semua hal, atau masalah yang menjadi pangkal/pokok
pembicaraan.
• Subjek biasanya berisi:
– Kata/frasa benda -->
• Meja direktur besar.
• Ayahku sedang membuat
program.
– Klaus -->
• Yang berkumis tipis adalah
kekasihku.
– Frasa verbal -->
• Membangun sistem informasi akuntansi sangat
mahal
KESIMPULAN àSubjek
• Subjek biasanya berisi
Kata/frasa, klausa, frasa verbal.
• Dapat pula dikenali dengan cara
memakai kata tanya siapa (yang), apa (yang) kepada PREDIKAT.
• Jika jawaban tidak logis maka
tidak ada Subyek
– Contoh:
• Di sini melayani resep obat
generik.
• Bagi siswa sekolah dilarang
masuk.
PREDIKAT
• Predikat menyatakan :
– keadaan yang dilakukan oleh S
– Sifat, situasi, status, ciri
atau jati diri S
– Jumlah sesuatu yang dimiliki S
• Bagian kalimat menghubungkan
antar S dengan O dan K
• Dapat berupa kata/frasa
berkelas verba, adjektifa, numeralia (kt. Bilangan), dan nomina (benda)
OBJEK
• Bagian kalimat yang melengkapi P.
• Objek pada umumnya diisi oleh
nomina, frasa nominal, atau klausa.
– Nomina = buku
– Frasa Nomina = buku sejarah
– Klausa = buku sejarah
pertempuran bangsa Melayu
• Letak O selalu di
belakang P yang berupa verba transitif, yaitu verba yang memerlukan O
– Contoh:
– Harmanto membuat …
– Sistem analisis merancang …
Membuat, merancang --> verba transitif -->P yang memerlukan O
• JikaP diisi oleh verba INTRANSITIF
maka O tidak diperlukan.
• Sehingga kehadiran O dalam
kalimat dikatakan TIDAK WAJIB HADIR.
Contoh:
– Nenek mandi.
– Ayah tidur.
– Tamunya pulang.
mandi, tidur, pulang --> tidak perlu O
• Obyek dapat menjadi Subyek
bila dipasifkan
– Harmanto menulis buku ini
– Buku ini ditulis oleh
Harmanto
KESIMPULAN
PELENGKAP
• Pelengkap atau komplemen adalah
bagian kalimat yang melengkapi P.
• Letak Pelengkap umumnya di
belakang P yang berupa verba.
• Seringkali kita dibuat bingung
antara Pelengkap dan O.
• Pelengkap tidak dapat menjadi
Subyek bila dipasifkan.
• Jika kalimat ada O maka
biasanya Pel terletak setelah (di belakang) O.
• Pelengkap dapat pula diisi oleh
frasa adjektiva dan frasa preposisional
– Frasa adjektiva = benar sekali,
sudah tidak layak
– Frasa preposisional = di, ke,
dari sampai, selama, sepanjang
KETERANGAN (Ket)
• Bagian kalimat yang menerangkan
berbagai hal tentang bagian kalimat yang lainnya.
• Unsur Ket dapat berfungsi untuk
menerangkan S, P, O, dan Pel.
• Dimanakah posisi keterangan
itu?
Bisa di awal, tengah, dan akhir
kalimat.
PERTEMUAN 4
KALIMAT EFEKTIF 1
(kesepadanan, keparalelan, ketegasan)
DEFINISI dan CIRI KALIMAT EFEKTIF
• Kalimat efektif ialah kalimat yang
benar, jelas, dan
mempunyai makna yang mudah
dipahami oleh
pembaca secara tepat.
• Ciri-ciri kalimat efektif:
(1) kesepadanan/kepadanan
struktur (kesatuan/koherensi),
(2) keparalelan/kesejajaran
bentuk,
(3) ketegasan/penekanan kata,
(4) kehematan kata,
(5) kepaduan gagasan,
(6) kelogisan bahasa,
(7) Kevariasian
1. KESEPADANAN
STRUKTUR BAHASA
• Kesepadanan ialah keseimbangan
antara gagasan dan struktur bahasa yang digunakan.
• Kesepadanan kalimat dibangun
melalui kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
• Kesatuan menunjuk bahwa dalam
satu kalimat hendaknya hanya ada satu ide pokok.
• Satu ide pokok tidak diartikan
sebagai ide tunggal, tetapi ide yang dapat dikembangkan ke dalam beberapa ide
penjelas.
BEBERAPA CIRI KESEPADANAN
• Mempunyai struktur jelas.
• Kejelasan subjek dan predikat
dapat dilakukan dengan tidak menggunakan kata depan: di, dalam, bagi, untuk, pada,
sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya yang ditempatkan di depan
subjek.
• Tidak terdapat subjek ganda.
• Predikat kalimat tidak
didahului oleh kata yang.
2. KEPARALELAN
ATAU KESEJAJARAN BENTUK
• Keparalelan atau kesejajaran
bentuk adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola atau
susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat.
• Bila bentuk pertama menggunakan
nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan nomina.
• Demikian pula bila menggunakan
bentuk-bentuk lain.
3. KETEGASAN ATAU PENEKANAN KATA
• Merupakan perlakuan khusus pada
kata tertentu dalam kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan.
• Ada beberapa cara penekanan
dalam kalimat:
1. Meletakkan kata yang
ditonjolkan itu pada awal kalimat
2. Melakukan pengulangan (repetisi)
3. Melakukan pengontrasan kata
kunci
4. Menggunakan partikel penegas
~ Penekanan Kata :
1. Menempatkan kata yang
ditonjolkan di awal kalimat.
~ Sumitro menjelaskan bahwa
manusia mempunyai kecenderungan tidak puas.
~ Persoalan itu dapat
diselesaikan dengan mudah.
2. Repetisi
– Saudara-saudara, kita tidak
suka dibohongi, kita tidak suka ditipu, kita tidak suka dibodohi
– Pembangunan dilihat sebagai
proses yang rumit dan mempunyai banyak dimensi, tidak hanya berdimensi ekonomi
tapi juga dimensi politik, dimensi sosial, dan dimensi budaya
3. Pengontrasan kata kunci
– Informasi ini tidak bersifat sementara,
tetapi bersifat tetap.
– Peserta kegiatan ini adalah laki-laki,
bukan perempuan.
4. Partikel Penegas
– Andalah yang bertanggung
jawab menyelesaikan masalah itu
– Meskipun hujan turun, Ia
tetap bersemangat berangkat ke sekolah.
PERTEMUAN 5
KALIMAT EFEKTIF 2
~
KEHEMATAN
KATA
~
KEPADUAN
GAGASAN
~ KELOGISAN
MAKNA
4. KEHEMATAN KATA
~
Kehematan
adalah
upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu.kata menjadi padat berisi.
~
Dapat
dilakukan dengan cara:
~
Menghilangkan
pengulangan subyek
~
Menghindarkan
pemakaian superordinat pada hiponimi kata
~
Menghindarkan
kesinoniman dalam satu kalimat
~
Kehematan
dengan tidak menjamakkan kata yang sudah jamak
Kehematan dengan tidak
menjamakkan kata yang sudah jamak
~
Para
tamu-tamu telah hadir.
~
Ia
mengambil semua jeruk-jeruk yang masih ada di meja.
Mestinya…
• Para tamu telah hadir/Tamu-tamu
telah hadir.
• - Ia mengambil semua jeruk yang
masih ada di meja.
• - Ia mengambil jeruk-jeruk yang
masih ada di meja.
5. KESATUAN GAGASAN
~
Kesatuan
gagasan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat.
~
Contoh:
~
Berdasarkan
agenda sekretaris manajer personalia akan memberi pengarahan kepada pegawai
baru.
6. KELOGISAN
~ Kelogisan adalah terdapatnya
arti kalimat yang logis/masuk akal dan penulisannya sesuai EYD.
~ Contoh:
~ Karena lama tinggal di asrama
putra, anaknya semua laki-laki
~ Kepada ibu Intha, waktu dan
tempat kami persilakan.
~ Jalur ini terhambat oleh
iring-iringan jenazah.
Pertemuan 6
KEVARIASIAN
Variasi Kalimat
~
Dapat
dilakukan dengan cara-cara:
1. Kalimat aktif Kalimat pasif
2. Stilistika
3. Elips atau Pelesapan
4. Penggabungan
5. Permutasian
6. Sinonim
7. Ekuatif
8. Meletakkan kata modal
9. Menggunakan Frasa
Kalimat aktif Kalimat pasif
~
Pengubahan
dengan cara:
~
Obyek
kalimat aktif menjadi subyek pada kalimat pasif dan subyek pada kalimat aktif
menjadi pelengkap pada kalimat pasif. Predikat diisi oleh verba berawalan (me
N-)
~
Pelengkap
pada kalimat pasif menjadi subyek pada kalimat aktif, dan subyek menjadi Obyek.
Predikat diisi oleh verba berawalan (di-)
Stilistika
~
Stilistika
yaitu Predikat dan Obyek pada kalimat aktif
menjadi Subyek pada
kalimat pasif.
Elips/Pelesapan
~
Pelesapan
dilakukan pada bagian tertentu dalam suatu kalimat atau bagian itu diganti
dengan
bentuk yang lebih pendek tanpa
mengubah makna kalimat
Contoh :
~
Kamu
uruslah lahan itu dengan baik!
~
Uruslah
lahan itu dengan baik
~
Pengamatan
terhadap teroris dilakukan selama dua bulan
~
Kegiatan
itu dilakukan selama dua bulan
Penggabungan
~
Ide
yang berkaitan erat dapat dinyatakan dalam kalimat majemuk.
Contoh:
~
Penyeleksian
data dilakukan pada bulan pertama.
~
Pengolahan
data dilakukan pada bulan berikutnya.
~
Penyeleksian
dan pengolahan data dilakukan berturut-turut pada bulan pertama dan berikutnya.
Permutasian
~
Permutasian
yaitu mengedepankan fungsi-fungsi sintaktis tertentu tanpa mengubah makna
kalimat.
~
Fungsi
sintaktis adalah unsur-unsur dalam kalimat yang menempati fungsi SPOPelK
~
Semakin
banyak unsur faktorial pada suatu kalimat (mis. dalam kalimat majemuk), makin
banyak jumlah variasi kalimat
Contoh :
~
Iwan
sedang bermain bola di sawah sedangkan Nani membantu ibu di dapur.
à Menjadi
:
1. Iwan di sawah sedang bermain
bola sedangkan Nani di dapur membantu ibu.
2. Di sawah, Iwan sedang bermain
bola sedangkan Nani membantu ibu di dapur.
3. dst
Sinonim
~
Sinonim
yaitu mengganti kata atau istilah tertentu dengan kata atau istilah lain yang
mempunyai makna sama.
Contoh:
~
Hasil
penelitian itu belum dapat dirasakan faedahnya oleh masyarakat.
~
Hasil
penelitian itu belum dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Ekuatif
~
Variasi
Ekuatif dilakukan dengan cara mengubah status Predikat dan Obyek menjadi Subyek
dengan menambah kata adalah.
Contoh :
~
Kondisi
perekonomian sekarang menyebabkan banyak karyawan yang di-PHK.
~
Penyebab
banyaknya karyawan yang di-PHK adalah kondisi perekonomian sekarang
Meletakkan kata modal
~
Kata
modal untuk menyatakan kepastian: pasti, pernah, tentu, dst
Contoh:
~
Pernah
ia mengatakan pada saya tentang hal itu.
~
Pasti
Adi mau menolong Ibu tua itu.
~
Kata
modal untuk menyatakan keragu-raguan: barangkali, kira-kira, tampaknya,
rasanya, mungkin, dst
Contoh:
~
Sebenarnya
Adi bukan anak yang bodoh.
~
Tampaknya
hujan akan segera turun.
Menggunakan Frasa
~
Menurut
para ahli bedah, sulit untuk menentukan diagnosa jika keluhan hanya berupa
sakit perut.
~
Anak-anak
yang kurang mendapat perhatian cenderung melakukan perbuatan yang tidak
diinginkan.